Bandara dan Pelabuhan Laut di NTT Tidak Ditutup, Yang Dilarang Penumpang Tidak Berpergian

0
4632
NTTsatu.com — KUPANG — Kepala Dinas Perhubungan NTT, Isak Nuka dalam keterangan persnya di Kantor Gubernur, Senin (20/4/2020) kembali menegaskan, bahwa badara dan pelabuhan laut di NTT tidak ditutup. Penumpanglah yang dilarang untuk tidak berpergian.

 

Jika terlihat frekwensi penerbangan berkurang bukan berarti bandara ditutup tetapi semata – mata pihak maskapai yang menghentikan penerbangan.

” Umumnya penerbangan di wilayah NTT masih dilayani Wings Air, sementara penerbangan keluar NTT ada Nam Air, Lion Air dan Citilink, Garuda dan Batik Air; Itupun sudah banyak berkurang. Kedepan kita akan meminta supaya pengelola bandara dalam hal ini GM. Angkasa Pura I mengurangi waktu operasional yang biasa dari pagi sampai malam tetapi kaitan dengan oenvegahan covid-19 ini kita minta jam operasional mereka kurangi sampai jam 6 sore saja,” kata Nuka.

Sesungguhnya ini tanpa kita mintapun airlines itu sudah mengurangi. Teman – teman bisa langsung melihat kondisi di lapangan. Memang kita lihat masih ada penerbangan malam dari Makasar. Kedepan kita minta dikurangi sampai jam 6 sore saja, lanjutnya.

Sementara transportasi laut, kata Nuka sudah berkurang, tidak ada lagi penumpang terutama yang menggunakan kapal – kapal PELNI. Jika masih ada seperti yang terjadi di Labuan Bajo dan Waingapu Sumba Timur semata – mata mereka tidak mengetahui adanya larangan ini sehingga diberikan toleransi hanya karena alasan kemanusiaan.

” Kita juga menyampaikan rekan – rekan Dinas Perhubungan kita terutama di NTB, Bali dan Jawa Timur, bahwa kita menerapkan kebijakan pencegahan penyebatan covid-19 secara lebih meluas dengan melarang penumpang untuk tidak melakukan perjalanan ataupun berpergian. Hal ini saya kira sudah sejalan dengan himbauan pemerintah untuk melakukan social distancing, tidak keluar dari rumah,” ujarnya.

Terkait puluhan mahasiswa asal NTT yang tertahan di NTB akibat ketiadaan penyeberangan ke Labuan Bajo, Nuka menjelaskan, bahwa mereka sudah diangkut.

” Yang di NTB sudah kita angkut dengan cara mereka melakukan pemeriksaan rapid. Jadi setelah hasilnya negatif kita mengijinkan mereka masuk. Sudah ada kesepakatan dengan pemerintah terutama gugus tugas pencegahan covid-19 di Kabupaten Bima dengan berbagai keterbatasan mereka melakukan rapid test terhadap beberapa penumpang yang mengalami gejala klinis, demikian juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat,” tandasnya. (*/bp)

Komentar ANDA?