KUPANG. NTTsatu.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya meminta Kementerian Perhubungan agar Bandara Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat di Pulau Flores, dikelolah oleh PT Angkasa Pura I yang saat ini mengelolah Bandara El Tari Kupang.
“Selama ini kan PT Angkasa Pura I hanya mengelolah Bandara El Tari Kupang, apa salahnya kalau perusahaan tersebut juga ikut mengelola Bandara Komodo,” kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya kepada wartawan di Kupang, Sabtu. 25 Pebruari 2017 seperti dilansir LKBN Antara.
Gubernur menyampaikan hal itu usai menghadir acara peringatan HUT ke-53 PT Angkasa Pura (Persero) yang juga dihadiri oleh sejumlah pejabat lainnya di Kota Kupang.
Menurutnya, jika Angkasa Pura diberikan kesempatan untuk mengelolah Bandara Komodo di Labuan Bajo maka perkembangannya akan semakin bagus.
“Saat inikan kita lihat sendiri bahwa pembangunan di Bandara El Tari Kupang sudah berkembang dengan bagus. Pelayanannya juga bagus, oleh karena itu berkaca dari hal itu ada baiknya jika Angkasa Pura menangani Bandara Komodo, karena bersentuhan langsung dengan kawasan wisata,” tuturnya.
Disamping itu ia juga meminta agar pihak Angkasa Pura Bandara El Tari Kupang dapat menambah jam operasional pesawat di Bandara El Tari Kupang sebab sejauh ini jumlah penumpang ke Kota Kupang semakin banyak.
“Sejauh inikan jadwal operasional bandaranyakan hanya mencapai pukul 23.00 Wita. Kalau bisa bertambah jadi 24.00 atau jam 02.00 Wita,” katanya menambahkan.
Menanggapi kedua hal tersebut General Manajer PT Angkasa Pura, I Wahyudi mengatakan pada prinsipnya pihaknya mengikuti semua kebijakan pemerintah terkait pengelolaan bandara di NTT.
“Kalau kita diminta untuk mengelolah Bandara Komodo, pada prinsipnya kami selalu siap. Namun untuk mempercepat proses pembangunan di Bandara Komodo, peran pemerintah daerah juga harus ada,” tuturnya.
Kemudian untuk penambahan jumlah jam operasional, menurut Wahyudi, pihak Angkasa Pura sudah pasti akan membantu dan mewujudkan permintaan pemerintah tersebut.
Sebab beberapa waktu lalu sudah ada pertemuan dengan pihak airlines, untuk membahas soal penambahan operasional penerbangan.
Hal ini jika terwujud maka akan membantu biaya operasional dari sejumlah airline yang selama ini harus membayar biaya extend jika mendarat di Kupang pada pukul 23.00 Wita.
“Namun jika ini benar-benar terealisasi maka akan sangat membantu airlines karena tak perlu membayar extend. Dan otomatis harga tiketnya pun pasti akan turu,” demikian Wahyudi. (*/bp)