Barangsiapa Meninggikan Diri Alan Direndahkan

0
410

Oleh: Rm Ambros Ladjar, Pr

Hari Minggu Biasa XXII, 28 Agustus 2022. Bacaan. Sirakh 3: 17-18; 20, 28-29 dan Ibr 12: 18-19, 22-24 dan Injil Lk 14: 1, 7-14.

Setiap kali kita menghadiri hajatan apapun jenisnya sepertinya sudah ada aturan bakunya. Segala sesuatu yang terkait dengan pesta sudah diatur secara protokoler. Bagaimana busana yang dikenakan juga dimana tempat duduknya semua sudah diatur baik. Bila ada pejabat, tomas, toga maka sudah jelas juga tempat mereka di barisan paling depan. Semua itu sudah menjadi kebiasaan baik yang diberlakukan di mana-mana.

Dalam sejarah keselamatan, Israel adalah bangsa pilihan Allah secara istimewa. Kasih Allah secara sempurna baru tampak dalam diri Kristus. IA datang ke dunia untuk menebus dosa berkat kasih karunia Allah. DIA rasa heran ketika datang ke rumah salah seorang pemimpin Farisi. Sebab para tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat. Mereka tak indahkan semua aturan yang berlaku. Dari pemahaman ini maka dapat dimengerti bagaimana sikap Yesus. Rasanya tak elok jika orang terpaku dengan kebiasaan Yahudi. Mereka memaknai kasih karunia Tuhan guna mencari kehormatan diri dan kepuasan semu. Padahal sejatinya kasih karunia Allah menjadi pendorong agar iman terwujud secara baik.

Sikap para murid Yesus harus beda dengan tabiat kaum Farisi. Mereka harus lebih rendah hati. Harus berlaku seperti pelayan yang setia bukan bersaing mencari popularitas. Itu berarti orang harus berani melupakan diri agar bisa peduli pada kepentingan orang banyak. Kitab Putera Sirakh tadi memberikan kita kiat agar melakukan tugas dengan lemah lembut. Jikalau orang semakin merendahkan dirinya maka mereka mendapat rahmat di hadapan Allah. Sebab ketika orang meninggikan diri maka mudah direndahkan orang lain. Cocok dengan narasi Yesus dalam injil tadi: “barangsiapa merendahkan dirinya akan ditinggikan dan barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan”.

Semangat pelayanan kita saat ini seringkali masih miris disoroti karena tak serius. Gerak sedikit sajapun masih terpengaruh dengan kesibukan hp di tangan. Tidak heran jikalau kerja tak fokus dan tak tuntas. Yesus hari ini menitipkan dua pesan buat kita. *Pertama*, Orang harus tahu menempatkan diri kapan dan dimana pun berada. Tindakan kaum farisi yang berlomba menampati kedudukan utama, adalah ketidak lasiman. Dapat saja kita juga bisa bertindak sembarangan, membabi buta maka perlulah berhati-hati.

*Kedua*, terkait dengan para relasi yang diundang. Yesus ingatkan kita akan bahaya materialisme, maka harus hati-hati. Karena kriteria orang yang diundang sudah pasti masih ada kaitan dengan kekerabatan. Istilah politik kerennya sekarang *KODOK*. Aromanya kental bertalian dengan masalah Korupsi, Oligarki, Dinasti, Otoritarian dan Koncoisme. Tetangga dekatpun kadang terlupakan. Karena sudah ditimbang keuntungan timbal baliknya. Sejauh mana kita tunjukan sikap dan perilaku benar sebagai pelayan Tuhan di tengah masyarakat?

Salam sehat di Hari Minggu buat semuanya. *Tetap taat menjalankan Prokes*. Jika ADA, Bersyukurlah. Jika TAK ADA, BerDOALAH. Jikalau Belum ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih Kurang Ber- SABARLAH. Jika Lebih maka BerBAGILAH. Jika Cukup, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™๐ŸŒนโœ๏ธ๐ŸŒน๐ŸŽ๐Ÿ›๏ธ๐Ÿ‡๐Ÿ‡๐ŸŒฝ๐ŸŽ‰๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿค๐Ÿค๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

Pastor Paroki Katedral Kupang

Komentar ANDA?