Batal Sewa Fortuner, Frans Leburaya Kritik Keramahtamahan di Sikka

0
891
Foto: Gubernur NTT Frans Leburaya memberikan hadiah kepada Yuriko Kubiyama dari Jepang sebagai juara pertama lomba foto bawah laut dengan kategori white angel, Kamis (14/9) di Pusat Jajanan dan Cinderamata;

NTTsatu.com – MAUMERE – Masyarakat Nusa Tenggara Timur, tidak terkecuali di Maumere Kabupaten Sikka, dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan tahu menghargai tamu. Namun gara-gara batal menyewa mobil berjenis Fortuner, Gubernur NTT Frans Leburaya sempat melontarkan kritik pedas kepada masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Sikka.

“Saya tadi sengaja untuk minta carikan mobil, saya mau sewa, saya suruh carikan Fortuner. Saya ingin tahu berapa sih harga sewa mobil di sini. Satu hari Rp 2 juta, saya bilang kan pakai cuma tiga jam. Tapi tetap dua juta. Ini yang menurut saya tidak wajar,” cerita Frans Leburaya, Kamis (14/9) di Pusat Jajanan dan Cinderamata Maumere.

Frans Leburaya mengatakan masyarakat Kabupaten Sikka, harus ikut berpartisipasi menjaga keramahtamahan. Buat dia, tidak cukup hanya dengan keramahtamahan, tetapi mesti keramahtamahan yang wajar. “Kasus” sewa mobil Fortuner seharga Rp 2 juta untuk 3 jam, hemat dia, adalah sebuah tawaran harga yang tidak wajar.

“Ini contoh saja. Kalau ada orang dari Jakarta ke Maumere, tiket pesawat sudah mahal. Lalu sewa mobil, mahal juga. Nanti pulang, dia cerita, Maumere itu indah, tapi sewa mobilnya mahal-mahal. Hotelnya juga mahal, makanannya tidak enak. Ini cerita sederhana, tidak luar biasa, tapi cerita ini sangat mempengaruhi kunjungan orang ke sini. Karena itu harus tetap ramah, tapi juga yang wajar,” pinta Frans Leburaya.

Rupanya pengalaman berencana menyewa Fortuner ini, membuat Frans Leburaya “gerah”. Dia menganggap ini persoalan serius yag harus dibenahi dan disikapi sungguh oleh pemerintah setempat. Tugas pemerintah, katanya, harus terus-menerus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk menjaga sikap keramahtamahan yang wajar demi memberi rasa nyaman kepada wisatawan.

“Saya selaku Gubernur merasa ini harus dibenahi, karena sangat berpengaruh bagi pengunjung-pengunjung kita di sini. Ini tugas pemerintah. Kumpul itu para pemilik hotel, bicara. Kumpul itu para pemilik mobil, bicara. Bicara sebaik-baiknya. Memang urusan usaha harus untung, tapi jangan sampai orang merasa tercekik lehernya,” papar Frans Leburaya.

Selain keramahtamahan yang wajar, Frans Leburaya juga meminta dukungan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan suasana yang aman dan damai. Suasana kondusif sangat penting untuk memberi rasa jaminan bagi wisatawan datang ke Maumere.

“Kalau orang yang mau datang berwisata ke Maumere, ketika dia turun di Bandara Frans Seda, dia dengar ada ribur-ribut di Maumere, dia pulang. Dia tidak akan menghabiskan waktunya di tempat yang tidak aman. Karena itu, saya minta ini, tetap harus jaga keamanan dan kedamaianan di daerah ini,” ajaknya.

Frans Leburaya berada di Maumere untuk mengikuti kegiatan lomba foto bawah laut yang digelar Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT. Kegiatan ini dilaksanakan selama 11-14 September 2017, melibatkan 11 fotografer dari mancanegara. Hari itu adalah penutupan kegiatan yang dipadukan dengan pengumuman hasil lomba foto bawh laut.

Hadir waktu itu antara lain Wabup Sikka Paolus Nong Susar, Ketua DPRD Sikka Rafael Raga, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Ardu Jelamu, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka Kensius Didimus. (vic)

Komentar ANDA?