Bencana di NTT, 177 Orang Mati, 45 Masih Hilang

0
829
NTTsatu.com — KUPANG —  Pemerintah Provinsi NTT menyampaikan, jumlah korban yang tewas akibat bencana badai siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur per Senin 12 April 2021 sebanyak 177 orang.

 

Jumlah data tersebut merupakan akumulasi dari seluruh Kabupaten dan Kota yang terdampak banjir, longsor dan Badai Seroja pada Minggu 4 April lalu.

“Data hingga saat ini, meninggal 177 orang, 45 masih belum ditemukan, serta sejumlah fasilitas umum yang rusak,” ujar juru bicara Pemerintah Provinsi NTT Marius Adu Jelamu kepada wartawan, Senin 12 April 2021.

Ratusan warga yang meninggal berasal beberapa Kabupaten, yakni Kabupaten Flores Timur, Lembata, Alor, Kabupaten Kupang, Malaka, Sabu Raijua, Ende dan Sikka.

Berikut rincian korban jiwa dan kerusakan akibat badai siklon tropis seroja di NTT:

Kabupaten Flores Timur, 72 warga meninggal, 2 hilang, dan Sebanyak 3 fasilitas infrastruktur umum rusak.

Kabupaten Lembata 47 orang meninggal, 22 orang hilang.

Kabupaten Alor 28 orang meninggal, 13 hilang, 25 warga luka-luka dan sejumlah fasikitas umum rusak.

Kabupaten Kupang, 12 orang meninggal, 3 hilang, 16 unit fasilitas pendidikan rusak, 5 unit fasilitas kesehatan, 11 unit fasilitas pemerintahan, 12 unit fasilitas agama, 8007 hektar pertanian, 57 titik ruas jalan, dan 29 unit jembatan yang rusak.

Kabupaten Malaka, 7 orang meninggal dunia, kerusakan sarana pendidikan, fasilitas agama, fasilitas pemerintah dan sejumlah lahan pertanian dan ternak warga yang terseret banjir.

Kota Kupang, 6 orang meninggal, 39 fasilitas pendidikan rusak, 14 unit fasilitas kesehatan, 67 tempat ibadah, 2 buah ruas jalan rusak, 11 fasilitas perdagangan, dan 18 fasilitas pemerintahan yang rusak.

Kabupaten Ende, 1 orang meninggal, serta kerusakan infrastruktur, drainase, saluran irigasi, pertanian, peternakan dan perikanan.

Kabupaten Sikka: 1 orang meninggal dunia. Kabupaten Ngada, terdapat kerusakan asrama Polisi, Kantor Polres, Kantor KPUD, Susteran FMN dan Gereja, serta pasar, garasi Kodim dan perhau pikat.

Kabupaten Rote Ndao, terdapat infrastruktur, sejumlah lahan pertanian, perikanan, perindustrian, perdagangan dan pariwisata.

Kabupaten Belu, terdapat kerusakan 3 unit jembatan, bantaran kali, 4 titik ruas jalan, serta 1 unit sekolah yang rusak.

Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), 11 unit jembatan rusak, 1 unit sekolah dan 2 unit rumah ibadah yang rusak.

Kabupaten Sumba Timur, 12 unit jembatan rusak, 23 ruas jalan putus, 5 buah bendungan rusak, 1575 hektar lahan pertanian terendam banjir, 2 unit sekolah rusak, serta kerusakan puskesmas dan pustu.

Kabupaten Manggarai 8 unit gereja rusak, 5 unit fasilitas pemerintahan, 7 unit fasilitas pendidikan, 1 unit fasilitas swasta dan 12 unit fasilitas pertanian rusak.

Marius berharap kepada setiap pemerintah Kabupaten dan Kota untuk mendata semua fasilitas yang rusak dan segera melaporkan kepada pemerintah pusat dan Pemprov NTT.

“Jadi kepala Daerah harus mendata semua kerusakan berdasarkan tanggung jawab. Seperti jalan milik negara dilaporkan ke pusat, milik Provinsi dilaporkan ke Pemprov NTT, dan Pemkab merupakan kewenangan mereka,” tandasnya. (*/gan)

Komentar ANDA?