Oleh: Rm. Ambros Ladjar, Pr
Minggu Biasa VI, 13 Februari 2022.
Bac. Yeremia 17: 5 – 8 dan 1Kor 15: 12, 16-20 dan Injilย ย Lk 16: 17, 20-26
Dirilis dari majalah forbes, Oxfam menguak issue penjualan vaksin di masa pandemik. Dalam laman resminya terungkap bahwa pada bulan Mei 2021 ada beberapa orang mendadak kaya karena menjual vaksin Sinovac. Laba bersihnya mencapai US $19,3 Milyar atau setara 275, 99 Triliun (kurs @ Rp 14.300). Selain itu CNN juga memberitakan bahwa banyak perusahan Farmasi mencatatkan lonjakan harga sahamnya sejak dilakukan distribusi vaksin. Sebab pembeli 87% adalah negara menengah ke atas, sedangkan 0,2% negara berpendapatan rendah dari stok vaksin tersedia. Hal ini menjadi pemicu utama pemilik dan pendiri perusahan farmasi kaya raya.
Sungguh miris jika terjadi bargaining di masa sulit. Sebab orang menggunakan kesempatan dalam kesempitan guna meraup keuntungan besar. Bagi mereka bencana membawa berkat, tetapi bagi yang lain memperparah jurang kemiskinan. Sikap demikian amat ditentang oleh Allah. Dengan keras Nabi Yeremia mengecam sikap mereka: terkutuklah orang yang hatinya menjauh dari Tuhan. Mereka itu takkan mengalami datangnya keadaan baik. Dan diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya. Selain itu Yesus juga mengecam orang kaya yang mendapatkan kekayaan secara haram, tidak halal. Apalagi jika keuntungan yang diraih itu hasil sindikat kejahatan, penipuan, korupsi dan penjualan barang haram.
Kekayaan dan kuasa dapat mempengaruhi hidup orang. Guna mempertahankan kekuasaan, orang lain harus dikorbankan. Atau juga sebaliknya jika mau mempertahankan kekayaan maka kuasa dilanggengkan semaunya. Mereka dapat menekan atau membuat terror terhadap orang lain. Jadinya hidup orang mulai terobsesi kepada kenikmatan dan materialisme. Akibatnya timbul kesenjangan dan jurang yang dalam antara yang kaya dan miskin. Hidup dalam situasi yang demikian pada gilirannya juga akan melahirkan kekacauan. Yesus mengutuk keras perbuatan orang serupa: celakalah kamu yang kini kenyang karena kamu akan lapar. Kamu yang kini tertawa akan menangis.
Sejatinya Yesus mengajak kita membangun perilaku hidup wajar yang berorientasi kepada nilai kerajaan Allah. Arah keberpihakan kita tetap kepada orang yang kurang beruntung nasib hidupnya. Banyak umat yang sukses hidup justru sangat menyadari berkat Tuhan itu sambil memperhatikan orang miskin dan susah biarpun belum seberapa. Syukur kalau kita memiliki semangat injil seperti demikian. Bukan cuma sekali kita lakukan tapi berkelanjutan selagi hidup. Pesan injil hari ini sangat revolusioner terkait kehidupan moral-ekonomis sepanjang sejarah. Sebuah kenyataan mirip ungkapan Magnifikat Maria. Saatnya Tuhan akan memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai beraikan orang yang angkuh hatinya. Orang kaya akan diusirnya pergi dengan tangan kosong. Marilah kita membangun perilaku peduli hidup yang benar.
Salam sehat di Hari Minggu buat semuanya. *Tetap taat menjalankan Prokes*. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga kita masing-masing dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin ๐๐๐๐นโ๏ธ๐น๐๐๏ธ๐๐ฝ๐ฅ๐ค๐ค๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ
Pastor Paroki Katedral Kupang