BI Luncurkan Uang NKRI, Salah Satunya Herman Johannes

0
450
Foto: Uang baru yang diluncurkan BI

NTTsatu.com – Jakarta – Bank Indonesia (BI) pagi tadi, Senin (19/1/2016) pukul 09.00 WIB meluncurkan uang NKRI dengan desain baru. Uang baru itu menampilkan 12 pahlawan nasional. Salah satunya satu pahlawan nasional yang gambarnya muncul pada pecahan uang logam Rp 100 yang baru adalah Prof Dr Ir Herman Johannes.

Mungkin belum banyak masyarakat yang mengenal sosok ini dan alasan pemerintah memutuskan mengabadikannya dalam mata uang NKRI baru.

Karena itum marilah mengenak sosol  Prof Dr Ir Herman Johannes. asal pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini,

Dari berbagai informasi yang dikumpulkan Kompas.com, Herman Johannes merupakan pria kelahiran Rote, Nuta Tenggara Timur, pada 28 Mei 1912. Dia dikenal sebagai pendidik dan ilmuwan.

Herman pernah menjabat Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1961 hingga 1966. Selanjutnya, dia menjabat sebagai Koordinator Perguruan Tinggi (Koperti) pada tahun 1966 hingga 1979.

Herman juga memiliki karier di bidang politik. Pada periode 1968-1978, dia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) RI. Selanjutnya pada 1950-1951 dia juga menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum.

Tak hanya itu, Herman ternyata pernah jadi peracik bom. Hal itu terjadi pada masa agresi militer Belanda pertama dan kedua.

Ceritanya, Herman yang ahli fisika dan kimia pernah diminta oleh Letkol Soeharto sebagai Komandan Resimen XXII TNI yang membawahi daerah Yogyakarta untuk  memasang bom di jembatan kereta api Sungai Progo.

Karena menguasai teori jembatan, Johannes bisa membantu pasukan Resimen XXII mengebom jembatan tersebut.

Herman juga ikut serta dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 yang terkenal, yakni serangan kilat yang menyerbu Kota Yogyakarta di pagi buta dan bisa menduduki ibu kota Republik selama enam jam.

Atas jasa-jasa beliau, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi Herman sebagai Pahlawan Nasional pada 2009 lalu.

Ditetapkan Lewat FGD

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyebut, pemilihan sosok pahlawan nasional melewati proses yang cukup panjang.

“BI melakukan pembahasan, focus group discussion (FGD), baik dengan sejarahwan, akademisi, Pemda (Pemerintah Daerah), Menkeu (Menteri Keuangan), dan Mensos (Menteri Sosial),” kata Agus di Jakarta, Senin (19/12/2016).

Setelah melakukan diskusi panjang dengan berbagai pihak tersebut, kemudian bank sentral menetapkan para pahlawan nasional dan mengajukannya kepada Presiden.

Setelah disetujui Presiden, maka persetujuan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres).

“Sehingga kita memiliki 12 pahlawan nasional yang dicantumkan dalam uang baru tahun emisi 2016. Ada 12 orang karena di (uang kertas) pecahan Rp 100.000 ada pahlawan proklamator Soekarno dan Hatta,” ungkap Agus. (kompas.com)

Komentar ANDA?