NTTsatu.com – KUPANG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, longsor, banjir bandang dan puting beliung.
“Berdasarkan pantauan dan analisis menunjukkan curah hujan dengan intensitas tinggi masih berpeluang terjadi, yang dapat berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Bambang Setiajid seperti dilansir Antara di Kupang, Selasa, 13 November 2018.
Dia mengemukakan hal itu, terkait hujan disertai angin dan guntur yang melanda wilayah itu sejak Minggu, 11 November 2018, dan analisis prakiraan cuaca dalam beberapa hari ke depan.
Menurut dia, kondisi ini dipicu oleh adanya aktivitas aliran massa udara basah fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) dari Samudera Hindia sebelah barat Sumatera yang menuju ke wilayah Indonesia, terutama Indonesia bagian barat dan tengah yang menyebabkan kondisi atmosfer wilayah tersebut sangat basah.
Berdasarkan analisis MJO, posisi MJO pada 10 Nopember 2018 berada pada kuadran empat, berpotensi terjadi hujan di wilayah Indonesia, khususnya wilayah Sumatera Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Sementara analisis “streamline” angin 3000 feet, pada 11-13 November 2018, terjadi belokan angin, dan daerah “doldrum’ di wilayah NTT, berpotensi terbentuknya awan-awan konfektif yang dapat berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Sedangkan anomali SST dalam kondisi netral, cenderung mendingin untuk wilayah perairan selatan Pulau Timor dan perairan utara Flores 1-1,25 derajat Celcius, berpotensi terjadi penguapan yang tinggi di wilayah tersebut.
Kelembapan udara dari permukaan hingga lapisan 700 mb antara 75-94 persen. Sedangkan angin permukaan dominan dari arah barat laut -barat daya dengan kecepatan 6-14 knot. (*/gan)