Bupati Lens: Saya Tidak Kenal Wartawan Yang Mengaku Dikasari

0
1407
Foto: Bupati Rote Ndao, Lens Haning (ist)

NTTsatu.com – KUPANG – Bupati Rote Ndao, Lens Haning menegaskan, dia sama sekali tidak mengenal nama-nama wartawan yang mengaku kalau pernah dikasarinya (diperlakukan tidak sopan). Kalau wartawan pasti terdaftar di Bagian Humas Setda Kabupaten Rote Ndao.

Penegasan ini disampaikannya melalui jaringan telepon seluler kepada NTTsatu.com, Sabtu (8/7/2017) malam terkait dugaan perlakukan kasar kepada Bernadus Saduk  seorang wartawan sebuah media online yang bertugas di Rote Ndao.

Hal yang sama juga ditegaskan terkait  informasi yang diberikan oleh wartawan Harian Erende Pos, Endang Sidin ketika bertugas di Rote Ndao bebera[a waktu lalu.

Lens menjelaskan, seorang wartawan yang bertugas di daerah dan ingin bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat harus melaporkan keberadaannya sebagai wartawan dan asal media kepada Bagian Humas  setempat untuk diketahui dengan jelas.

“Jadi saya sudah cek ke Bagian Humas Setda Kabupaten Rote Ndao, tidak ada nama wartawan itu yang terdaftar di Bagian Humas. Jadi saya tidak kenal mereka. Saya tegaskan, saya tidak mengenal mereka sebagai wartawan i daerah saya ini,” tegas Lens Haning.

Ditanya tentang ada rencana sejumlah wartawan akan menggelar unjuk rasa ke Polda NTT, Senin, 10 Juli 2017, Lens mengatakan, silahakan saja. Tapi sebaiknya datang demo disini Rote saja.

“Silahkan demo saja, tapi sebaiknya datang demo di Rote Ndao saja to, kenapa harus demo di Polda. Saya tidak kenal mereka kok,” tegasnya lagi.

Foto: Endang Sidin, Wartawati Erende Pos

Endang Mengaku Pernah Dikasari

Endang Sidin, Wartawati Harian Erende Pos yang bertugas di Rote Ndao melalui rulisnya menulis, ada dugaan kriminalisasi Pers yang dilakukan Bupati Rote Ndao, Lens Haning.

Dia mengatakan, sudah beberapa kali tindakan arogansi ditunjukkan oleh Bupati Haning terhadap Pers, Dia mengaku dirinya pernah beberapa kali menjadi korban arogansi orang nomor satu di Rote Ndao itu.bahkan beberapa kali ia mendapatkan penolakan untuk meliput di Rote Ndao atas instruksi Bupati.

Ia akhirnya bosan dan meninggalkan Rote Ndao dan berpindah tugas di tempat yang baru, di Kupang,padahal Endang Sidin merupakan satu- satunya Wartawati yang pernah bertugas kurang lebih 11 tahun disana.

Endang mengisahkan, dirinya kurang lebih pernah merasakan perseteruan dan sikap arogansi seorang Bupati Leonard Haning. Menurutnya, Ia pribadi pernah berurusan dengan orang nomor satu di Rote Ndao itu sebanyak lima kali dan sampai menempuh jalur hukum tapi pada akhirnya tidak ada penyelesaian yang jelas.

“Saya pernah berurusan dengan Dia (Bupati Rote Ndao) sudah lima kali. Persoalan itu telah disampaikan ke Polda NTT tapi tidak ada penyelesaian yang jelas,” ungkapnya.

Puncak perseteruan itu, kata Endang, seluruh wartawan yang ada di Kupang pernah melakukan aksi demo dengan menuntut agar segala bentuk tindakan kekerasan atau kriminalisasi terhadap Pers harus dilawan,bahkan Dewan Pers juga turun tangan kala itu dan akhirnya Tim Televisi Metro Realitas dan Kontras Bahkan PIAR NTT juga Turun Tangan namun hal itu Tak berhenti sampai di situ,” tulisnya.

Endang juga menyinggung kasus yang dialami Bernadus Saduk wartawan sebuah media online, yang kini telah dilaporkan ke Polda NTT. Menurutnya, negara ini adalah negara hukum dan Pers dalam menjalankan tugasnya dilindungi oleh undang-undang Pers no 40 tahun 1999, oleh karena itu segala tindakan yang terjadi pada Pers harus diproses sesuai aturan hukum yang berlaku tanpa ada pandang bulu.
“Kalau sudah dilaporkan ke Polda NTT maka kita serahkan pihak kepolisian menyelesaikan kasus ini dan tidak segan-segan menindak siapa saja oknum yang diduga melakukan tindakan arogansi terhadap wartawan sehingga berujung pada penganiayaan. Ini suatu bentuk pembungkaman terhadap pers sehingga perlu dilawan. Saya yakin para penyidik akan melakukan tugasnya secara profesional, apalagi saat ini Polda NTT sudah naik status, tantunya pelayanan terhadap masyarakat akan semakin baik dan transparan,” tutupnya. (bp)

Komentar ANDA?