Bupati Sikka Akui, Warga Mulai Konsumsi Ubi Hutan

0
336
Foto: Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera saat memberikan keterangan kepada wartawan

NTTsatu.com – MAUMERE Bupati Sikka, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT)  Yoseph Ansar Rera mengakui Kabupaten Sikka sedang dilanda bencana rawan pangan. Sebagian warganya sudah mulai mengkonsumsi ubi hutan bukan karena kebiasaan tetapi karena sudah mulai mengalami kekurangan pangan.

“Jadi memang akibat dari bencana, angin dan lain-lain, sehingga banyak tanaman produksi yang tidak berhasil. Pada September bulan lalu kita pantau di lapangan, dan kita temukan beberapa keluarga di Tuabao dan Natarmage, mereka sudah ambil ubi hutan dan mengonsumsinya,” terang Yoseph Ansar Rera kepada wartawan usai mengikuti Launching Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Sikka Tahun 2018 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sikka, Rabu (4/10).

Yoseph Ansar Rera menambahkan informasi yang dia terima bahwa masyarakat beralasan makan ubi hutan adalah kebiasaan. Namun dalam pantauan, katanya, ternyata masyarakat sudah mengonsumsi tiga kali dalam satu hari. Kondisi ini menunjukkan hal terebut tidak bisa disebut lagi sebagai kebiasaan. Karena faktanya masyarakat sudah tidak memiliki stok pangan guna mencukupi kebutuhan hidup.

Meskipun ada sejumlah kepala keluarga di dua desa yang sudah mengonsumsi ubi hutan beracun, Yoseph Ansar Rera mengatakan kondisi ini masih tergolong rawan pangan karena masalah ketersediaan pangan. Dia mengelak bahwa kondisi sekarang sudah pada tahap kelaparan.

Terhadap hal ini, Yoseph Ansar Rera menjelaskan pemerintah sudah melakukan intervensi teknis berupa beras rawan pangan. Dia menyebutkan bantuan berasa rawan pangan sudah diantar beberapa waktu lalu, terutama untuk 16 kepala keluarga di Desa Natarmage.

Selain intervensi berupa beras rawan pangan, Yoseph Ansar Rera juga sudah memerintahkan instansi terkaiit seperti rumah sakit dan Dinas Kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan warga yang terkena dampak rawan pangan.

Pada bagian lain, dia megaku sedang menunggu pembahasan di Banggar DPRD Sikka yang kini tengah berlangsung. Pembahasan dalam mekanisme anggaran mendahuklui perubahan, katanya, untuk mendapatkan alokasi dana guna menambah stok beras rawan pangan bagi masyarakat yang terkena dampak rawan pangan.

Sementara itu pagi tadi, Dinas Ketahahan Pangan Kabupaten Sikka menyalurkan bantuan beras sebanyak 10 ton kepada masyarakat di empat desa, yakni tiga desa di Kecamatan Waiblama, dan 1 desa di Kecamatan Tanawawo.

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan Mauritz da Cunha, Waiblama dan Tanawawo merupakan dua kecamatan yang sementara ini tergolong cukup parah. (vic)

Komentar ANDA?