Bupati Sunur: Jangan Polemikkan Pencopotan Sekda

0
314
Foto: Bupati Lembata Eliazer Yentji Sunur

NTTsatu.com – LEWOLEBA – Bupati Lembata Eliyazer Yentji Sunur mengingatkan seluruh jajaran birokrat di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata untuk tidak berpolemik di media mainstream maupun media sosial tentang kebijakan pencopotan Sekretaris Daerah (Sekda) Petrus Toda Atawolo.

“Kebijakan yang diambil pemerintah tentang pencopotan Sekda bukan utuk didiskusikan, tetapi dilaksanakan,” tegas Sunur di hadapan seluruh pejabat lingkup Pemkab Lembata dalan rapat koordubasi di ruang rapat kantor Bupati Lembata, Kamis (4/1).

Sunur menegaskan ia siap bertanggung jawab atas pencopotan Sekda Petrus Toda Atawolo, sehingga seluruh jajaran birokrasi wajib mengikuti komando Pelaksana Harian (Plh) Sekda Atanasius Aur Amuntoda.

“Saya bertanggungjawab kok. Saya saja rasa aman-aman saja kok kalian bingung-bingung. Faktor penghambat pembangunan kita adalah tidak ada transfer informasi dan kebijakan dari atasan. Bawahan juga tidak mau cari tahu, hanya diam menunggu perintah tanpa inisiatif,” tegas Sunur.

Penegasannya itu disampaikannya sekaligus menanggapi ramainya polemik pro dan kontra terkait pencopotan sekda di media massa dan media sosial.

Bupati Sunur menegaskan, pencopotan Sekda Atawolo dilakukan untuk menunjang kelancaran pelayanan di tubuh birokrasi.

Birokrasi, menurutnya, harus dari atas sampai ke bawah. Jika ada yang melakukan hal di luar perintah, maka itu merupakan virus dan berpotensi menghambat kinerja pemerintahan.

“Kalau bekerja tanpa emosional yang sama, kerja akan monoton. Top manajemen diubah, diganti untuk mengatasi birokrasi yang mandek. Jadi jangan main-main sebab saya menilai capaian kinerja. Ujung tombaknya di eselon IV. Kinerja tidak dilihat di atas kertas,” tegasnya.

Ia menambahkan, saat ini Lembata ingin maju. Untuk itu, langkah pertama adalah harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Setelah itu mengenali orang di samping kiri dan kanan. Sebab, jika tidak kenal jadinya tidak bisa move on dan berdampak pada tidak bisa digalinya potensi daerah.

Petrus Toda Atawolo yang dihubungi beberapa kali untuk berbicara soal penonaktifan dirinya dari jabatan Sekda Lembata belum mau berkomentar apapun. Dia lebih memilih  diam ketika dicercai sejumlah pertanyaan terkait masalah itu. (*/bp)

Komentar ANDA?