Curah Hujan Rendah, Rakyat NTT Terancam Kelaparan

0
309

KUPANG. NTTsatu.com – Ketua DPRD Provinsi NTT Anwar Pua Geno mengatakan, kondisi curah hujan yang sangat minim dalam tahun 2015 dan terjadinya anomali cuaca berupa el nino di awal tahun 2016 ini akan membawa dampak terjadi ancaman kelaparan di daerah ini.

Terkait hal itu, Dewan meminta Pemerintah Provinsi NTT agar lebih intensif melakukan pemantauan terhadap kondisi masyarakat di seluruh wilaya NTT.

” Dalam waktu dekat kita akan Mengundang Gubernur dan SKPD terkait, untuk fokus membicarakan langkah-langkah preventif mengatasi ancaman rawan pangan di NTT. Kita juga akan mengecek cadangan beras kita. Selain itu, kita minta Pemerintah untuk membuat pemetaan terhadap ancaman gagal tanam disetiap daerah,” jelas Anwar yang dihubungi di Kupang, Selasa, 12 Januari 2015.

Sebelumnya dalam Rapat Paripurna DPRD NTT, Senin, 11 Januari 2015 Kasmirus Kolo Anggota Fraksi Nasdem DPRD provinsi NTT mengakui, setelah memantau sejumlah daerah di wilayah daratan Timor beberapa waktu lalu, dia menemukan banyak tanaman pertanian miliki petani setempat, mengalami kekeringan. Selain itu, di beberapa daerah lain para petani tidak bisa menanam dengan kondisi curah hujan yang tidak menentu ini.

Menurutnya, Pemerintah provinsi NTT tidak perlu menunggu laporan dari setiap Kabupaten, terkait kondisi ancaman gagal tanam dari setiap Kabupaten. Mestinya, Pemprov harus responsif melakukan pendataan dan juga segerah mengambil langkah-langkah preventif, guna menyikapi kondisi gagal tanam yang berdampak pada bencana rawan pangan bagi masyarakat NTT.

Anggota Fraksi Demokrat Gabriel Suku Kotan mengatakan, Pemerintah mestinya menyediakan dan mengoptimalkan dana cadangan, yang dapat di gunakan untuk mengatasi kondisi luar biasa berupa  kelaparan yang akan mengancam masyarakat NTT.

Wakil Gubernur NTT Beny Litelnony usai mengikuti rapat paripurna kepada wartawan di gedung DPRD provinsi NTT senin,(11/1) mengakui, akibat minimya curah hujan mayoritas masyarakat di seluruh daerah belum mulai menanam. Bahkan dibeberapa daerah, tanaman para petani seperti jagung dan padai mulai mengering dan tidak bertumbuh dan berkembang secara baik.

Wagup Litelnony mengatakan, akan segerah mengambil langkah-langkah preventif untuk mengatasi ancaman rawan pangan akibat gagal tanam yang di alami oleh masyarakat NTT saat ini.

“Kita akan melakukan rapat evaluasi bersama semua pihak terkait, untuk memetahkan daerah-daerah mana saja yang berpotensi terhadap gagal tanam. Untuk menyikapi masalah ini, kita laksanakan secara bertahap penangananya. Kita harus mengidentifikasi satu persatu kebutuhan dasar masyarakat ketika di perhadapkan dengan kondisi saat ini. Soal data pemerintah sudah kantongi. SKPD terkait sudah kantongi data-data, tetapi kita harus membicarakan langkah-langkah penangananya,” ujar Wagub Litelnony.

Dijelaskan, guna mengatasi masalah ini, Pemerintah akan berkoordinasi dan melakukan evaluasi dengan semua pihak. Sehingga anggaran yang sudah tercover dalam postur APBD tahun anggaran 2016 tidak bisa dikutak katik. Karena akan sangat mempengaruhi struktur APBD TA 2016.(bp)

Komentar ANDA?