Daerah Perbatasan Rentan Kejahatan Transnasional

0
334

KUPANG. NTTsatu- Berbagai persoalan mendasar yang terjadi di daerah perbatasan mengakibatkan daerah perbatasan mengakibatkan daerah itu rentan terhadap nilai-nilai maupun ideologi asing serta kejahatan-kejahatan transnasional seperti pemancingan gelap, imigran gelap dan human trafficking.

Pernyataan itu disampaikan wakil gubernur NTT, Beny Alxander Litelnony ketika membuka Seminar Nasional “Strategi Pembangunan Di Wilayah Perbatasan NTT-RDTL di Hotel Ima Kupang, Rabu, 29 April 2015. Seminar Nasional ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Nusa Cendana Kupang.

Menurut Wagub Litelnony, daerah perbatasan merupakan manifestasi dari negara Indonesia pada umumnya dan Provinsi Nusa Tenggara khususnya. Batas negara itu mencakup batas darat, laut dan udara. Selama ini semua pihak hanya lebih mencurahkan perhatian pada batas-batas darat, sementara batas-batas lautan kurang diperhatikan. Hal ini bisa menciptakan persoalan di lapangan terutama berkaitan dengan kekayaan di bawah laut.

Wagub Litelnony mengatakan, beberapa persoalan mendasar di Perbatasan seperti pengelolaan daerah perbatasan, minimnya kualitas sumber daya manusia serta kurangnya sarana dan fasilitas pendukung terutama di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Kondisi ini mengakibatkan, daerah perbatasan rentan terhadap nilai-nilai maupun ideologi asing serta kejahatan-kejahatan transnasional seperti pemancingan gelap, imigran gelap dan human trafficking.

Karena itu Wagub berharap agar seminar nasional daerah perbatasan dapat menghasilkan strategi nyata dalam membenahi persoalan-persolan di wilayah perbatasan sehingga daerah perbatasan menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan.

Sementara Rektor Undana dalam sambutannya yang dibacakan oleh Pembantu Rektor I, Dr. David B.W. Pandie, MS mengharapkan agar seminar nasional dapat melahirkan perspektif baru dalam memandang daerah perbatasan yakni perspektif sosial ekonomis. Ia berharap dari seminar ini bukan muncul wacana tetapi strategi aksi dari pelbagai stakeholders yang terkait dengan wilayah perbatasan.

Seminar ini dihadiri oleh I Gedhe Surata, Asisten Deputi dari Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Kepala BIN Daerah Brigjen Edison Napitupulu, Unsur TNI-Polri, Kepala Badan Perbatasan Provinsi NTT Drs. Paulus B. Manehat, M.Si, Kalangan Akademisi dari Undana dan Perguruan Tinggi di Kota Kupang, Utusan Organisasi Masyarakat dan Mahasiswa/I Undana. (ayu)

Komentar ANDA?