Oleh: Wilem Leuweheq
ETMC tak akan bergairah kalau tanpa supporter hal mana Lemblen Madia. Mengapa mereka pakai daster? Ada apa di baliknya? Berikut hasil wawancara Wilem Leuweheq, penikmat sepak bola menelisik hal-hal di luar arena.
Perhelatan ETMC XXXI di Lembata, semakin membuktikan kehadiran supoter sebagai pemain ke 12. Lomblen Mania yang datang dari seantero pulau ini berdampak sangat positif terhadap semangat juang para Lamafa Lembata. Dengan membawa spanduk dan teriakan yel yel, menampilkan wajah bertopeng atau tubuh berlumuran cat, diiringi musik dari speaker-speaker raksasa serta gemuruh gong gendang, para suporter melengkapi kemeriahan ETMC sehingga tidak hanya sebagai pesta olahraga tetapi komplit menjadi sebuah pesta rakyat Lembata. Salah satu yang menarik perhatian adalah tampilnya sosok dengan wajah bertopeng, mengenakan daster yang sepanjang laga bergoyang dengan gerakan unik dan khas.
Penasaran dengan sosok ini, kami mencari tahu dan pagi ini sempat ngobrol santai dengan Putera dari Bapak Jhon Bala Wawin, pelantun lagu “Atakore Tana Tite”. Pius Kedang Wawin yang akrab disapa Pio ini ternyata tamatan SMK Ile Lewotolok pada 2022 ini. Sehari harinya bekerja pada PT Krisdum Instalasi untuk update KCT dan KRM. Pemuda imut ini dengan polos meladeni perbincangan kami.
Ketika ditanya dapat ide dari mana sehingga bisa tampil unik begini, dengan tersipu Pio bilang tidak ada ide om, kebetulan diajak teman untuk nonton bergabung dengan Lomblen Mania rayon lamahora. Saya cari baju yang pas tidak ada, begitu angkat muka lihat ema punya daster, jadi saya langsung angkat pake saja. Saat sudah berkumpul dengan teman teman baru mulai cat-cat muka lagi biar rame.
Apakah sudah direncanakan untuk bergoyang dihadapan teman-teman suporter dan para pemain ko? Pio lagi lagi menjelaskan bahwa tidak ada rencana. Dia hanya ikut bergoyang dalam kerumunan massa suporter saja, tapi kemudian ketua Lomblen Mania yang meminta untuk berjoget di depan. Ditanya apakah tidak merasa lelah sambil tertawa lepas dan dengan gaya khas anak Lamahora Pio bilang senang saja om. Yang penting bisa buat pemain bersemangat dan bisa hibur-hibur orang banyak.
Kita sering mendengar tentang suporter fanatik di berbagai negara atau juga di Indonesia misalnya di Inggris disebut Hooligan, yang tidak jarang melakukan tindakan kekerasan. Menurut No Pio bagaimana dengan kita di sini, Pio dengan serius bilang mereka mereka yang di sana mungkin melihat sesama suporter sebagai orang lain yang sangat berbeda. Tapi kita di sini, lihat kiri kanan kaka ade semua, ada teman-teman jadi buat apa kita mau buat kaco. Kita tidak suka kaco. Dan kaco itu menjatuhkan nama baik dan harga diri. Kita buat yang senang-senang saja.
Esok adalah laga pamungkas, final Persebata Lembata berhadapan dengan Perse Ende. Apa yang no Pio harapkan dari pertandingan esok? Para pemain harus memberikan penampilan terbaik sehingga memuaskan semua pihak. Sebagai seorang Lomblen Mania tentu Persebata Harga Mati. Tapi orang bilang bola itu bundar sehingga menang atau kalah bukan masalah.
Suporter yang bersemangat dan santun penting untuk meningkatkan semangat dan daya juang pantang menyerah, menumbuhkan mental juara, serta meyakinkan para lamafa bahwa mereka tidak sendirian. Ribu Ratu di Lewotanah ini mendukung dengan caranya sendiri sendiri. Sebaliknya suporter yang kelewat fanatik dapat menjadi bumerang, menyebabkan pemain terbebani. Bermain dalam tekanan menyebabkan laga terasa kaku dan tak enak ditonton bahkan permainan cenderung kasar dan tak jarang berujung ricuh. Suporter yang baik tidak hanya menyemangati Timnya, tetapi juga sebagai pemain ke 12 wajib memegang teguh prinsip fair play. Junjung tinggi sportivitas karena kita adalah saudara.
Jo bagaimana dengan dasternya? Hahahah itu daster ajaib pungkas No Pio.
========
Penulis: Wilem Leuweheq, Warga Lembata