Demokrat Sebut Pertumbuhan Ekonomi si Sikka Nol Persen

0
457
Foto: Sejumlah anggota DPRD Sikka sedang mendengarkan keterangan Bupati Sikka terkait pemandangan umum fraksi atas RAPBD TA 2018, Kamis (23/11)

NTTsatu.com – MAUMERE –  Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera mengklaim pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sikka mencapai 4,42-4,49 persen. Namun kondisi ini dibantah keras Fraksi Partai Demokrat DPRD Sikka. Fraksi ini justeru menyebut angka nol persen untuk pertumbuhan ekonomi.

Ketua Fraksi Partai Demokrat Agustinus Romualdus Heni menganalisisnya dari tiga sektor unggulan yang ditetapkan pemerintah Yoseph Ansar Rera, yakni pertanian subsektor perkebunan, serta kelautan dan perikanan. Dia mempertanyakan progres sektor unggulan dan sejauh mana outcome yang sudah dicapai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Mungkin saja output 100 persen, akan tetapi outcome nol persen. Misalnya Gedung Sikka Innovation Center, Taman Kota dengan Monumen Tsunami yang hanya dipandang tapi belum bisa dinikmati sebagaimana sebuah taman,” kritik Agustinus Romualdus Heni saat sidang paripurna DPRD, Rabu 22/11).

Secara sederhana, pencapaian bisa dilihat dari angka-angka yang dipakai sebagai indikator pengukuran. Akan tetapi, kata dia, angka-angka juga bisa berkata sebaliknya kalau penyajiannya tidak objektif dan direkayasa. Fraksi Partai Demokrat mengaku tidak akan serta merta percaya dan menyetujui angka-angka statistik yang disajikan pemerintah.

Menurut Demokrat, penekanan arah pembangunan pada ketiga sektor unggulan tersebut, maka secara langsung Yoseph Ansar Rera ingin fokus pada pembangunan di bidang ekonomi. Upaya itu dapat dilihat hasilnya dari pertumbuhan ekonomi yang dicapai dari tahun ke tahun.

Dia berpendapat pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses yang terjadi dalam upaya meningkatkan output masyarakat yakni produk domestik regional bruto (PDRB) yang disebabkan semakin banyaknya jumlah yang didapat dari segi produksi yang dapat digunakan.

Sementara pembanguan ekonomi merupakan sebuah proses yang terjadi dalam upaya meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dalam jangka panjang yang diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan serta perubahan struktur perekonomian pada suatu negara atau daerah.

Pertumbuhan ekonomi dicirikan oleh peningkatan PDRB, selain itu juga juga ditunjukkan oleh adanya kenaikan dan jumlah produksi barang dan jasa. Sementara pembangunan ekonomi dicirikan oleh lima hal yaitu kenaikan PDRB dalam jangka panjang, kenaikan pendapatan perkapita, terjadi pengendalian jumlah penduduk, peningkatan iptek yang dapat membawa sebuah perubahan struktur ekonomi, dan pemerataan sebuah distribusi dan suatu pendapatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Pertanyannya, apakah capaian angka-angka indikator pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi di Sikka sejauh ini adalah hasil intervensi tiga sektor unggulan ini? Sejauh mana intervensi pembangunan tersebut dapat mengakselerasi pertumbuhan indikator-indikator ekonomi? Apakah di tahun keempat ini kita sudah semakin dekat ke Satu Sikka Yang Mandiri dan Sejahtera?,” tanyanya kritis.

Anehnya, setiap tahun pemerintah menghabiskan dana ratusan miliar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui tiga sektor unggulan, tetapi ironinya justeru pendapatan asli daerah (PAD) tidak bergerak naik. Penurunan target PAD sesungguhnya mencerminkan kenandekan perekonomian daerah.

“Artinya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sikka nol, dan pembangunan ekonomi tidak tepat sasaran. Mengapa? Karena pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa akan berdampak pada pertumbuhan PAD. Kalau PAD diturunkan, maka sebenarnya perekonomian daerah kita mati. Roda ekonomi lesu, pemerintahan tidak ada?” kritik dia.

Yoseph Ansar Rera yang diberi ruang untuk menanggapi pemandangan umum fraksi, ternyata tidak memanfaatkan itu. Dalam keterangannya di depan sidang paripurna DPRD, Kamis (23/11) malam, Yoseph Ansar Rera enggan menanggapi kritikan Fraksi Demokrat terkait sektor unggulan.

Sebelumnya, dalam nota pengantar Yoseph Ansar Rera menyajikan beberapa data yakni pertumbuhan ekononmi 4,42-4,49 persen, inflasi 2,20 persen, pengangguran terbuka 0,65 persen, angka kemiskinan 12,10-12,05 persen, PDRB atas dasar garha kosntan Rp 2.965.528.000.000 sampai Rp 2.979.160.000.000, dan PDRB atas dasar harga berlaku Rp 3.918.665.406.000 sampai Rp 3.936.678.808.000.  (vick)

Komentar ANDA?