Oleh : Rm. Ambros Ladjar, Pr
Hari Minggu Pekan XX Masa Biasa, 18 Agustus 2024*. Bacaan. Why 11: 19, 12: 1-6 & 10 dan 1Kor 15: 20-26 dan Injil Lk 1: 39-56.
HARI RAYA SANTA MARIA DIANGKAT KE SURGA, MARIA ASSUMPTA
Minggu lalu di Labuanbajo saya melihat banyak anak sekolah dari eropa daratan yang melakukan liburan di sana. Katanya saat sekarang bagi mereka adalah waktu bebas sekolah maka mereka bisa santai, rekreasi atau berjalan-jalan ke manapun, dsb. Memang saat pandemi covid lalu segala aktivitas orang sungguh dibatasi demi kebaikan semua masyarakat maka berbagai bentuk kerumunan dilarang.
Injil Lukas tadi juga berkisah tentang kunjungan Maria kepada Elisabet saudaranya. Ein Karem di tanah Yehuda bagian selatan dari Yerusalem, sekitar 130 Km (81 mil) jauhnya. Ketika itu kandungan Elisabet berusia 6 bulan. Sedangkan Maria sendiri baru saja menerima khabar dari Malaekat Gabriel, dimana dia sendiripun akan mengandung dan melahirkan Sang Juruselamat.
Kunjungan persaudaraan mereka adalah momentum sukacita dimana mereka saling menguatkan. Ada rasa sukacita sebab bisa bertemu tapi juga ada kecemasan sebab usia kandungan dari Elisabet justru agak rentan di masa tua. Dengan alasan ini maka boleh jadi Maria ingin membantu sebisanya apa yang dibutuhkan Elisabet saudaranya. Sebuah tanda bukti kepedulian Maria yang menjadi hamba Tuhan dan sesama. Rupanya Maria tinggal disitu sampai Elisabet melahirkan anaknya. Sebab menurut Injil Maria tinggal bersama kira-kira tiga bulan lamanya baru kembali.
Ketika memasuki rumah Elisabet, tampaknya Maria dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus. Tak berlebihan jika dengan nyaring Elisabet berseru: *diberkatilah buah rahimmu*. Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sangat luar biasa lukisan dialog injil Lukas. Sebab saat itu bayi dalam kandungan Elisabet pun melonjak kegirangan. Sebuah tanda bahwa Allah rindu menyatakan diri dan rencana-Nya bagi kita. Allah mau mengungkapkan betapa besar kasih-Nya kepada kita semua bangsa manusia di muka bumi.
Pada hari raya Santa Maria Assumpta, gereja mengajak kita menimbah semangat iman dan kerendahan hati. Dialah perempuan Nazaret pilihan Allah menjadi ibu Tuhan Yesus. Dengan segala rendah hati kitapun belajar taat dalam pelayanan seperti Maria, hamba Tuhan. Bunda Maria telah memainkan perannya yang penting dalam seluruh sejarah keselamatan. Dari sebab itu tak ada kisah kematian Maria sebab dia diangkat ke surga dengan seluruh jiwa raganya. Sebuah kebenaran iman, Dogma yang ditetapkan oleh Paus Pius XII dalam Konstitusi Apostolic Munificientissimus Deus atau Allah yang amat murah hati tgl 01 November 1950.
Kerelaan dan pengorbanan Maria, telah menjadikan dirinya istimewa di mata Tuhan. Ketokohan Maria menjadi teladan kita karena Maria mengandung sampai melahirkan Yesus. Ia amat menyatu lahir batin dengan Yesus anaknya. Ia sendiri menjadi saksi mata ketika Yesus wafat di atas Salib. Selanjutnya kemudian ketika Tuhan Yesus bangkit dan naik ke surga di situ juga kita lihat bukti ketaatan dan kerendahan hati Maria yang hadir. Dia menyertai Yesus anaknya seturut rencana Allah maka menjadi devosi kita gereja sejagat. Apakah kitapun sungguh menghayati tugas dan pengabdian kita di tengah dunia saat ini?
*Salam Seroja, Sehat Rohani dan jasmani* di Hari Minggu buat semuanya. Jikalau ADA, Bersyukurlah. Jika TIDAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGI LAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin๐๐๐๐น๐นโ๏ธ๐ชท๐ชท๐ค๐ค๐๐๏ธ๐ฐ๐๐๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ
Pastor Paroki Katedral Kupang