
LEWOLEBA. NTTsatu.com – Marthen Dira Tome yang sedang menjabat sebagai Bupati Sabu Raijua untuk periode kedua (2016-2021) sangat pantas memimpin Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pasca Frans Lebu Raya – Benny Litelnony.
Kepantasan Dira Tome itu dinilai sejumlah tokoh masyarakat Lembata ketika mendengarkan apa yang sudah dikerjakannya selama memimpin Sabu Raijua tahun keenam ini. Dia telah menunjukkan keseriusannya membangun Sabu Raijua dan menggairahkan daerah yang baru berusia tujuh tahun ini dari berbagai segi.
Alex Karangora ketika menghadiri kegiatan tatap muka dengan masyarakat Lembata di aula St. Damian kompleks Rumah Sakit Lepra di Lewoleba, Lembata, Jumat, 30 September 2016 malam memberikan apresiasi yang sangat besar kepada Bupati Dira Tome yang telah berhasil membangun Sabu Raijua menjadi sebuah kaupaten yang sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa itu.
“Setelah mendengarkan pemaparan bupati Sabu Raijua itu, saya kita NTT ini harus dipimpin oleh orang muda yang energik dengan pemikiran yang revolusioner. Daerah itu butuh percepatan pemangunan dan pak Dira Tome bagi saya sangat pantas,” katanya.
Tokoh lainnya, Andreas Lanang mengungkapkan, calon pemimpin NTT kedepannya harus melakukan apa yang seperti dilakukan Dira Tome itu. Apa yang sudah dilakukannya di Sabu Raijua harus dilakukan di seluruh daerah NTT termasuk Lembata.
“Saya sungguh kagum dengan apa yang sudah dilakukan di Sau Raijua, Dala waktu yang relative singkat, satu periode pemimpin kabupaten itu, sudah ada tiga pabrik dibangunnya dan berhasil mempekerjakan begitu banyak orang,” kata Ande Lanang.
Sebelumnya dalam pemaparannya, Dira Tome menegaskan, NTT sebenarnya bukan daerah miskin. Potensi daerah ini sangat kaya, tinggal saja bagaimana mengoptimalkan potensi yang ada itu.
Dia mencontohkan, sejak memimpin Sabu Raijua tahun 2011 lalu, pendapatan asli daerah (PAD) ini hanya dibawah Rp 10 miliar saja. Dia terus berusaha akhirnya hingga tahun 2015 lalu PAD Sabu Raijua sudah mencapai Rp 30 miliar lebih.
“Saya bekerja serius, turun ke masyarakat, bicara bersama, sepakat bersama dan bekerja bersama mereka. Lahan tidur yang selama ini tidak diperhatikan, kami olah bersama. Saya siapkan traktur, bibit, pupuk dan saya antu mesin penyedot air. Sekarang mereka sudah menikmati hasil dari lahan yang dibiarkan osong selama ini,” katanya.
Potensi garam dan rumput laut di Sabu sungguh besar, karena it uterus diupayakan dan sekarang sudah hadir pabrik garam dan pabrik rumput laut, Kemudian hadir lagi pabrik air minum kemasan yang baru diluncurkan tanggal 17 Agustus 2016 lalu.
“Sekarang di Sabu sudah ada tiga pabrik yang mempekerjakan lebih dari seribu orang dengan penghasilan yang sangat besar. Tahun depan akan hadir lagi empat pabrik diantaranya pabrk karung untuk memenuhi kebutuhan pengemasan garam,” katanya.
Untuk garam saja lanjutnya, setiap dua minggu ribuan ton garam dikirim ke Surabaya, Kalimanan dan Sulawesi.
“Tugas pemerintah adalah membuka lapangan pekerjaan, dan itu sudah saya lakukan di Sabu. Ribuan tenaga kerja sudah terserap di tiga pabrik itu, Kalau sudah hadir lagi empat pabrik tahun depan maka saya pastikan tidak akan lagi pengangguran di Sabu Raijua,” katanya. (bp)