Dua Janda Ini Senang Bisa Kembali Ke Rumah Masing-Masing

0
604
Foto: Beberapa anggota Tagana Sikka sedang membantu membangun rumah sederhana bagi korban bencana puting beliung di Dusun Kojalaka Desa Nitakloang Kecamatan Nita, Selasa (14/11)

NTTsatu.com – MAUMERE– Philipina Klowe, perempuan usia 80-an tahun di Dusun Kojalaka Desa Nitakloang Kecamatan Nita tampak gembira. Demikian pun Maria Ensi, 63 tahun, warga Dusun Kojagete Desa Koting B Kecamatan Koting. Dua janda ini tampak senang karena sudah bisa kembali menempati rumah mereka masing-masing.

Pada tahun 2017 ini, Dinas Sosial Kabupaten Sikka menyalurkan bantuan bahan bangunan rumah (BBR) untuk membangun kembali rumah yang rusak akibat bencana angin puting beliung dan longsor yang terjadi beberapa waktu lalu.

Selain di Nitakloang dan Koting B, bantuan yang sama disalurkan juga kepada 3 warga di Desa Wolomotong dan 1 warga di Desa Wogalirit. Dua desa ini terletak di Kecamatan Doreng.

Ketika media ini mendatangi rumah Philipina Klowe, tampak sejumlah Tagana Sikka sedang melakukan bedah rumah. Mereka menganyam belahan bambu untuk dijadikan dinding rumah. Hal yang sama juga terlihat di rumah Maria Ensi. Dir rumah ini, beberapa keluarga ikut membantu bersama-sama Tagana Sikka.

Rumah Philipina Klowe sebelumnya diterpa angin puting beliung pada Februari 2017 lalu. Atap rumah terangkat, dan tiang penopang rumah pun roboh. Janda yang ditinggal mati suami ini terpaksa mengungsi ke rumah tetangga yang sementara kosong karena tidak ditempati pemiliknya.

Demikian pun Maria Ensi, perempuan yang tiap hari menenun sarung ikat ini, terpaksa mengungsi ke rumah anaknya, setelah rumah tinggalnya dihantam angin puting beliung pada April 2017.

“Sekitar bulan Juli lalu ada pegawai datang bertemu saya dan sampaikan pemerintah akan bantu bahan bangunan untuk bangun rumah. Saya senang sekali. Dan benar, tidak lama kemudian mereka mulai antar barang-barang. Dan ini sejak kemarin sudah mulai kerja. Terima kasih Dinas Sosial, terima kasih Tuhan,” ungkap haru Maria Ensi.

Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Maria Dolfina yang ditemui di Nitakloang di sela-sela bedah rumah menjelaskan program ini dilaksanakan pada tahun tahun 2017, di mana sumber anggaran berasal dari APBD Kabupaten Sikka. Setiap rumah mendapat bantuan bahan bangunan senilai Rp 26.500.000. Rumah yang dibangun semuanya berukuran sama yakni 7×5 meter persegi.

Dinas Sosial meminta data dari desa-desa tentang warga yang mengalami korban bencana. Dari data yang ada pada desa, kemudian diverifikasi, dan akhirnya Dinas Sosial menetapkan 6 korban yang perlu mendapatkan bantuan bahan bangunan rumah, karena kondisi rumah yang sudah sangat parah dan memprihatinkan.

Sekretaris Dinas Sosial Farid Ladapase yang ditemui di Koting B menambahkan sebenarnya cukup banyak warga yang menjadi korban bencana angin puting beliung dan longsor. Namun karena keterbatasan dana, Dinas Sosial hanya bisa mengalokasikan untuk 6 warga saja.

Dinas Sosial membantu sejumlah bahan bangunan seperti seng, balok, kusen, pintu dan jendela, semen, pasir, batu, paku, dan semua bahan bangunan rumah untuk ukuran 7×5 meter persegi. Jika bantuan tidak mencukupi maka pemilik rumah diminta membantunya secara swadaya.

Rata-rata semua pemilik rumah korban bencana menyanggupi secara swadaya karena mereka merasa bersyukur sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Selain bahan bangunan rumah, Dinas Sosial juga melibatkan Tagana Sikka untuk membantu proses pembangunan rumah sederhana tersebut.

Menurut Farid Ladapase, setiap rumah sederhan dibantu oleh 5-6 anggota Tagana, bergabung bersama keluarga korban. (vic)

Komentar ANDA?