KUPANG. NTTsatu.com – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nelce Ringu sudah dua kali mangkir dari panggilan penyidik Polda NTT untuk diperiksa terkait kasus yang dilaporkan Honing Sanny ke Polda NTT beberapa waktu lalu.
Nelce Ringu yang dihubungi sejak Rabu, 20 Januari 2016 hingga Kamis, 21 Januari 2016 untuk mengkonfirmasikan alasan mengapa Nelce tidak memenuhi panggilan penyidik Polda NTT sebanyak dua kali namun tidak berhasil.
Namun pada Kamis siang ketika NTTsatu.com mendatangi kantor Bawaslu NTT, Nelce Ringu ada di ruang kerjanya bersama dua orang anggota Polri dari Polda NTT.
“Ibu sedang menerima tamu dia orang polisi. Mungkin mereka memeriksa ibu karena ibu sudah dua kali mangkir dari panggilan polisi,” kata seorang karyawan Kantor Bawaslu NTT.
Karyawan yang enggan menyebutkan namanya itu mengaku, Ketua Bawaslu sudah dua kali dipanggil untuk diperiksa di Polda NTT namun ibu belum memenuhi panggilan itu.
“Mungkin karena itulah maka mereka datang ke kantor dan langsung ke ruang kerja ibu ketua. Kami tidak tahu apakah ibu langsung diperiksa di ruang kerjanya ataukah hanya konfirmasi waktu saja,” kata karyawan itu.
Juru Bicara Bawaslu NTT, Jemris Foentuna yang dihubungi di ruang kerjanya, Kamis, 21 Januari 2016 mengaku sudah memberikan keterangan di Polda NTT dalam kapasitas sebagai saksi terkait laoran Honing Sanny tersebut.
“Iya, beberapa hari lalu saya bersama konsultan Bawaslu NTT, Mikhael Feka memenuhi panggilan penyidik Polda. Kami sudah memberikan keterangan sebagai saksi di Polda,” katanya.
Beberapa waktu lalu diberikan, Honing Sanny melaporkan dugaan pemalsuan dokumen dan yang dilakukan oleh Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan NTT, Kornelis Soi. Pemalsuan dokumen itulah yang menjadi dasar bagi Bawaslu NTT untuk mengeluarkan surat bahwa Honing Sanny melakukan pencurian suara sehingga menang. Surat Bawaslu itu pun menjadi dasar bagi DPP PDI Perjuangan untuk memecat Honing Sanny dari DPR RI. (bp)
=====
Ketua Bawaslu NTT, Nelce Ringu
