Forum Mahasiswa Katolik, Desak Polisi Otoupsi Jenazah Dolfina

0
287

KUPANG. NTTsatu.com  – Sejumlah organisasi yang tergabung dalam forum mahasiswa Katholik di Kabupaten Timor Tengah Utara, Rabu (20/4) menggelar aksi damai dihalaman Polres TTU.

Dalam aksi itu, forum mahasiswa Katholik ini mendesak pihak kepolisian setempat untuk melakukan otoupsi atas jazad Dolfina Abuk Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang mati di Malaysia.

Desakan itu muncul karena hampir seluruh tubuh Dolgifa dipenuhi jahitan ketika diterima oleh pihak keluarga. Diduga kuat, organ tubuh Dolfina telah diambil untuk diperjual belikan.

Fransiskus Naihati dalam aksinya meminta agar pihak kepolisian Polres TTU, melakukan otoupsi terhadap jazad Dolfina Abuk. Tujuannya, kata Naihati, agar diketahui apakah kematian Dolfina Abuk salah satu TKW yang bekerja di Malaysia tewas secara murni ataukah ada unsur lain yang menyebabkan tewasnya Dolfina.

“Kami minta Polres TTU untuk segera otoupsi jazad Dolfina. Untuk bisa tahu apakah tewas murni atau ada hal lain,”kata Naihati.

Magnus Kobesi salah satu pendamping hukum keluarga Dolfina secara terpisah mengatakan Kapolri segera mengambil langkah atas kasus itu. Dimana, pihak kepolisian RI dapat berkoordinasi dengan pemerintah Malaysia untuk segera mengusut kematian Dolfina yang dipenuhi dengan jahitan.

Selain itu, lanjut Kobesi, keluarga juga meminta agar pemerintah malaysia untuk menemui majikan Dolfina untuk mencari tahu penyebab kematian anak mereka.

“Kami minta Kapolri bersikap dan segera menemui majikan Dolfina melalui pemerintah malaysia untuk mencari tahu penyebab kematian Dolfina,”pinta Kobesi.

Dikatakan Kobesi, keluarga menduga kematian Dolfina tidaklah wajar. Pasalnya hampir seluruh tubuhnya dipenuhi jahitan. Menurut Kobesi, dengan dipenuhinya jahitan pada tubuh korban, keluarga menduga organ tubuh Dolfina telah diambil untuk diperjual belikan di Malaysia.

“Satu minggu sebelum Dolfina meninggal keluarga masih komunikasi dengannya, “kata Kobesi.

Diungkapkan Kobesi, pihak keluarga juga mendesak agen yang merekrut Dolfina untuk ikut bertanggungjawab atas kematian anak mereka. Pasalnya, lanjut Kobesi, sesuai kontrak, Dolfina dikontrak oleh perusahaan agar bekerja di Malaysia sejak tahun 2013 lalu dan akan berakhir 2016.

“Kami minta agen dan perusahaan diperiksa juga dan mereka harus tanggungjawab karena kontraknya selesai 2016,”ungkap Kobesi.(dem)

======

Foto: Dolfina Abuk Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang mati di Malaysia. (ist)

Komentar ANDA?