Fraksi PDIP Sebut Kerja An-Sar Biasa-Biasa Saja

0
516
Foto: Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sikka Darius Evensius

NTTsatu.com – MAUMERE – Pada Juli 2017 mendatang, genap 4 tahun Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera dan Wakil Bupati Sikka Paolus Nong Susar memimpin Kabupaten Sikka. Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sikka menilai kinerja pemerintahan di bawah pasangan dengan tagline An-Sar itu hanya biasa-biasa saja.

Sikap politik ini disampaikan Ketua Fraksi PDI Perjuangan Darius Evensius ketika menyampaikan Pemandangan Umum Fraksi atas Pidato Pengantar Bupati Sikka tentang KUA-PPAS TA 2018 dalam rapat paripurna, Rabu (14/6).

“Belum ada satu terobosan atau gebrakan baru yang dapat menjadi daya ungkit untuk kemajuan daerah. Kerja-kerjanya masih standar dan tereksan bernilai politis untuk kepentingan Pilbup 2018,” kritik partai berlambang banteng mulut putih  tersebut.

Fraksi PDI Perjuangan menilai selama ini belum ada satu pun yang fokus dan dibuat tuntas hingga saat ini. Darius Evensius menyentil program unggulan pada tiga sektor yang menjadi primadona yaitu pertanian dan perkebunan, perikanan dan kelautan, serta pariwisata, belum menjadi andalan bagi daerah ini untuk mensejahterakan masyarakat.

Di sektor pertanian dan perkebunan misalnya, Kabupaten Sikka juga bersyukur kepada pemerintah pusat karena begitu sangat peduli terhadap nasib para petani lewat Program Upsus peningkatan produktifitas pertanian di mana kucuran dana sangat begitu tinggi. Juga ada pemberian bantuan alat-alat pertanan kepada petani.

Sektor kelautan dan perikanan belum menjadi ikon untuk daerah ini. Nasib nelayan secara visual masih terlihat jelas yakni hidup di bawah garis kemiskinan. Intervensi kebijakan pemerintah di sektor ini belum nampak, polanya masih sama. Masyarakat nelayan belum sejahtera, karena belum ada program inovasi yang mampu memberikan rangsangan kepada nelayan agar meningkatkan pendapatan.

Tentang sektor pariwisata, Fraksi PDI Perjuangan menilai pada periodesasi kepemimpinan An-Sar program pada sektor ini hanya hura-hura, terkesan hanya menghamburkan anggaran daerah tanpa ada timbal balik yang signifikan untuk kesejahteraan rakyat.

Banyak destinasi wisata di daerah ini yang hingga saat ini belum dikelola dan ditata secara serius. Hingga menjelang tahun kelima, Kabupaten Sikka belum punya brand atau ikon tempat wisata yang dapat menarik pengunjung atau wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

“Tempat-tempat wisata yang ada saat ini sesungguhnya masih alamiah, belum ada modifikasi yang serius dari pemerintah untuk mengelolanya. Pariwisata kita belum memberikan dampak yang signifikan untuk sektor ekonomi masyarakat kita,” tutur Darius Evensius.

Pada kesempatan itu, Fraksi PDI Perjuangan melitanikan sejumlah soal yang menunjukkan kinerja pemerintahan An-Sar selama ini hanya biasa-biasa saja. Sesuai fakta yang terjadi, disebutkan antara lain masih banyak masyarakat yang mengeluh soal akses air bersih, penerangan listrik, angka pengangguran dan kemiskinan yang tinggi, dan banyak wilayah yang masih terisolir.

Partai wong cilik ini juga menyentil nasib guru honor yang tidak menentu, nasib TKS Kesehatan yang hidupnya penuh keterbatasan, nasib para sopir dan tukang ojek yang pendapatan setiap harinya semakin menurun karena sepinya para penumpang.

Darius Evensius juga mengangkat soal nasib para buruh seperti buruh toko, buruh pelabuhan, dan buruh bangunan yang penghasilan masih di bawah standar. Selain itu, petani yang hidupnya di bawah garis kemiskinan sering juga mengeluh karena keterbatasan pupuk dan benih, demikian pun nelayan berteriak karena kesulitan alat tangkap. Termasuk banyak persoalan klasik lainnya yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan oleh pemerintahan An-Sar. (vik)

Komentar ANDA?