NTTsatu.com – KUPANG – Alfridus Bria Seran alias Fritz Bria Seran akhirnya terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Pimpinan Daerah Kolektif Kesatuan Organisasi Gotong Royong (PDK Kosgoro) provinsi NTT periode 2017-2022. Dia menggantikan posisi Abraham Paul Liyanto yang masa jabatannya sudah berakhir 2015 lalu.
Dalam Musyawarah Daerah (Musda) PDK Kosgoro yang digelar di Hotel Kristal, Kupang, Jumat, 31 Maret 2017 yang dihadiri oleh Ketua Umum PPK Kosgoro, Agung Laksono, hanya nama Alfridus yang dimunculkan dari 22 PDK Kosgoro Kabupaten/ Kota se Provinsi NTT. Karena itu dia langsung ditetapkan secara aklamasi menjadi Ketua PDK Kosgoro Provinsi NTT menggantikan Paul Liyanto yang pada embukaan Musda langsung menyatakan mengundurkan diri dan tidak bersedia mencalonkan diri sebagai ketua.
Tim Formatur langsung menyusul struktur kepengurusan PDK Kosgoro NTT dilengkapi dengan kepengurusan Wanita Kosgoro, Pemuda Kosgoro, Pengusaha Kosgoro dan Mahasiswa Kosgoro yang langsung dilantik oleh Ketum PPK Kosgoro, Agung Laksono sebelum kembali ke Jakarta, Jumat, 31 Maret 2017 malam.
Fritz dalam sambutannya usai dilantik menyatakan, dia akan segera melakukan konsolidasi organisasi ke semua kabupaten/Kota untuk menghidupkan kembali semangat Kosgoro yang dinilainya masih tidur.
“Saya siap mengibarkan Panji Kosgoro ke seluruh NTT dan berjuang bersama Partai Golkar untuk memenangkan seluruh event politik di daerah ini,” kata anggota DPRD NTT periode kedua ini.
Sementara Agung Laksono dalam sambutannya usai melantik kepengurusan Kosgoro NTT Periode 2017-2022 sekaligus menutup Musda menyatakan,
Kosgoro ikut membidani lahirnya Golkar bersama SOKSI dan MKGR sejak tahun 1964. Karena itu, seluruh Perjuangan Golkar harus menjadi perjuangan Kosgoro.
Dia menegaskan, di tingkat DPP Partai Golkar, Kosgoro ikut berinteraksi dalam mengambil keputusan dalam tubuh partai golkar. Dan kosgoro berusaha sekuat mungkin agar jangan ada dusta diantara kita.
“Penetapan calon kepala daerah misalnya, Kosgoro juga terus mengingatkan DPP untuk melakukan secara obyektif untuk kemenangan, Sebab, jika proses itu dilakukan dengan tidan jujur dan tidak prosedural maka kemungkainan menuai kekalahan itu sangat besar. (bp)