NTTsatu.com – JAKARTA – Induk Koperasi Unit Desa Indonesia (Induk KUD) menggandeng Duke Capital, Malaysia guna membantu membiayai sembilan proyek investasi strategis terutama pertanian dan perikanan di seluruh wilayah Indonesia.
Hal itu dilakukan Ketua Umum Induk KUD Herman Yosef Loli Wutun bersama CEO Duke Agribusiness Fund, Malaysia, Mr Ah Seng Beh, saat menggelar acara Peresmian dan Peluncuran Dana Duke-Trust yang dilakukan kedua belah pihak di Graha Induk KUD, Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Sabtu, (9/12).
Acara juga disaksikan langsung Chairman of Economic and Cultural Consultative Commitee of the Chinese Nation Straits, Mr. Yang Hailong, CEO WinTrust Pacific Asia Pte. Ltd Mr Ahmed Asif, konsultan investasi Duke Capital Investment Mr Felix Ooi, Direktur Marketing Duke Capital Mr Ryan Ong, para pengurus dan pengawas Induk KUD dan Ketua Puskud Sulawesi Tengah H. Amin Badawi serta para investor dan tamu undangan. Demikian keterangan pers yang diterima di Senin, (11/12).
“Kerjasama ini bertujuan membuat para petani dan nelayan di Indonesia menjadi kaya. Tadi saya himbau, saya sampaikan kepada investor ini bahwa kalian jangan takut membuat para petani dan nelayan menjadi orang kaya. Anda tidak mungkin jatuh miskin hanya karena membuat para petani dan nelayan menjadi orang kaya. Kalau kalian membuat petani kaya maka kalian sudah pasti menjadi kaya raya,” ujar Herman Wutun didampingi Mr Beh dan Dirut Induk KUD Portasius Nggedi.
Herman Wutun menyebut, sembilan proyek investasi yang akan dimulai tahun 2018 sebagai berikut. Pertama, penambahan dan perluasan perkebunan singkong di Pulau Bangka, Bangka Belitung, dari 100 ribu hektar menjadi 1 juta hektar dan membangun 150 pabrik pengolahan tepung tapioka dengan produksi 200 ton/pabrik/hari di wilayah Puskud seluruh Indonesia, yang memiliki lahan potensial.
Kedua, membangun 10 ribu kapal tangkap ikan untuk jaringan Induk KUD dengan kapasitas 30 gross ton (GT). Ketiga, mengembangkan 100.000 hektar lahan budidaya ikan ekologis di wilayah Indonesia yang akan dimulai dari Kabupaten Bangka Selatan, yang saat ini Induk KUD sudah memilik lahan 63 hektar.
Keempat, membangun 500 pabrik mini kelapa sawit dan pembangkit listrik biomas yang saat ini sudah dimulai pembangunan tahap pertama dengan kapasitas 5 ton per jam atau 100 ton per hari bekerjasama dengan Puskud Jambi.
Kelima, membangun program internet berbasis website untuk kepentingan memudahkan jaringan Induk KUD di seluruh Indonesia.
Keenam, mendirikan Bank Nasional Pedesaan Induk KUD dengan kantor cabang di setiap KUD yang tersebar di seluruh Indonesia. Ketujuh, membangun dan mengembangkan properti di lahan Induk KUD, Pusat KUD dan KUD, produk-produk pertanian, pelelangan ikan, membangun alur logistik dan sistem transportasi.
Kedelapan, memproduksi secara bertahap ayam petelur mulai dari 300 ribu ekor sampai 2 juta ekor di seluruh Indonesia. Kesembilan, pengembangan dan ekspolitasi sumur minyak tua berasama jaringan Induk KUD yaitu Pusat KUD dan KUD di seluruh Indonesia. Sumur tua ini banyak terdapat di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Optimis
Sementara itu, CEO Duke Agribusiness Fund, Mr AS Beh mengatakan, pihaknya optimis sembilan proyek investasi yang akan dilaksanakan oleh jaringan Induk KUD di masa datang akan berjalan lancar dan sukses. Proyek investasi ini diakuinya mengutamakan prinsip investasi ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable).
Tujuan rencana ini yakni membantu peningkatan pendapatan dan mata pencaharian petani dan nelayan di Indonesia sekaligus membantu pemerintah Indonesia mengurangi angka kemiskinan.
“Kami juga berharap kerjasama antara mitra dalam dan luar negeri dalam bidang permodalan, pengelolaan, teknologi, dan akses pasar akan berupaya bersama membangun Induk KUD menjadi platform original equipment manufacture untuk memproduksi pangan bagi dunia dengan sumber daya alam Indonesia yang melimpah,” ujar Beh kepada wartawan.
Mr Beh menambahkan, pihaknya bangga menerima penunjukan sebagai mitra penggalangan dana secara khusus untuk Induk KUD dan jaringannya, peluncuran “Duke Agribusiness Fund” atau Dana Agribisnis Duke. Hal ini tidak hanya menguntungkan investor dalam jangka pendek dan jangka panjang tetapi juga membantu petani dan nelayan di Indonesia dalam mengembangkan industri di pedesaan.
Selain itu, menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dan memperbaiki standar kehidupan rakyat di daerah pedesaan di seluruh wiayah Indonesia.
“Duke Capital akan bersama-sama menciptakan model dan nilai baru ‘modal kerja’ dengan berbagai rencana di bidang pertanian dan perikanan Induk KUD,” kata Mr Beh.
Usai melakukan pertemuan dengan Wutun dan jajaran pengurus dan direksi Induk KUD serta 150 investor yang hadir, Beh Ah Seng mengemukakan bahwa para investor itu berasal dari China, Taiwan, Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Vietnam mengikuti langsung pertemuan dengan pihak Induk KUD.
Menurut Beh, para investor ini sudah menghadiri langsung pertemuan bisnis tahunan Induk KUD yang diselenggarakan di Jakarta pada Juli 2017 lalu. Mereka juga sudah mendengar langsung pemaparan usaha dari David Wu selaku Sekretaris Jenderal Perwakilan Luar Negeri Induk KUD.
“Para investor ini sudah tahu berbagai rencana strategis pengembangan yang saat ini dilakukan oleh Induk KUD. Saya percaya dengan diluncurkan Dana Agribisnis dari Duke secara resmi (Sabtu, 9/12) hari ini, calon investor dari kawasan Asia Pasifik yang sudah lama dinanti akan berpartisipasi secara formal dalam investasi dana ekuitas Duke Capital,” katanya.
Duke Capital adalah perusahaan swasta asal Malaysia. Perusahaan ini ditunjuk secara resmi oleh Induk KUD sebagai mitra penggalangan dana dan secara resmi meluncurkan program Dana Agribisnis Duke Capital kepada masyarakat di Graha Induk KUD.
Sedangkan Dana Agribisnis Duke adalah dana ekuitas swasta yang didirikan di bawah pengawasan Anchor WinTrust, sebuah lembaga keuangan internasional terkenal, yang dirancang khusus untuk membantu Induk KUD untuk pembiayaan sembilan proyek investasi strategis di atas.
Menurut Herman Wutun, Induk KUD yang berdiri tahun 1973, merupakan organisasi koperasi terbesar di Indonesia dan juga dunia dengan lebih dari 13 juta kepala keluarga dengan anggota orang per orang lebih dari 60 juta anggota keluarga serta 9.437 kantor cabang di seluruh Indonesia.