TAHUN 2013 lalu, nama Emanuel Melkiades Laka Lena tiba-tiba muncul dari Jakarta dalam hitungan jam dan masuk dalam gelanggang politik pemilihan gubernur Nusa Tenggara Timur. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar dalam kendali Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum masa itu memuculkan figur muda yang oleh banyak orang dinilai “masih bau kencur” di dunia politik itu mendampingi seorang tokoh politik NTT, Ibrahim Agustinus Medah dalam pentas politik pemilihan gubernur (Pilgub) NTT 2013 lampau.
Pilgub tahun 2013 pasangan Ibrahim Agustinus Medah – Melkiades Laka Lena yang tampil dengan tagline politik TUNAS, terjungkal di posisi ketiga dibawah Frenly (Frans Lebu Raya dan Benny Litelnony) dan Esthon – Paul (Esthon Foenay dan Paul Tallo). Sejalan dengan kekalahan itu, nama Melki Laka Lena hilang bak ditelan bumi.
Sekitar bulan Maret 2017 lalu, nama ini kembali muncul dan langsung meroket di blantika perpolitikan Nusa Tenggara Timur menjelang pemilihan gubernur NTT 2018 mendatang. Meroket, membumi dan akhirya menghentakan dan menggetarkan nurani figur-figur tua yang sedang berniat menjadi Gubernur NTT pasca Frans Lebu Raya-Benny Lielnony.
Ratusan kaum muda mulai mengelilingi anak muda asal Ende kelahiran Kupang ini dan ini justru memusingkan kepala sejumlah figur yang sudah pasang kuda-kuda untuk bertempur.
Hadirnya Imanuel Melkiades Laka Lena yang lebih akrab disapa Melki Laka Lena ini dan mencuat sangat cepat itu ketika dia menggagaskan sebuah kegiatan yang sangat strategis yakni Sayembara “Ayo Bangun NTT”. Kegiatan ini telah berhasil menghimpun ratusan bahkan sudah mencapai lebih dari seribu anak muda NTT yang tersebar di seluruh wilayah provinsi NTT sebagai pejuang anak muda utuk anak muda Melki Laka Lena.
Melki telah berhasil menggugah nurani kaum muda NTT yang selama ini hanya dilirik dengan sebelah mata, padahal mereka sangat potensial untuk mempengarui massa dimana saja mereka berada. Ada puluhan wartawan, aktivis, mahasiswa an pelajar telah menyatakan akan bekerja serius untuk mendukung anak muda yang satu ini.
Sayembara Bergengsi
Ketika bersafari keliling NTT untuk membuka dan menghadiri secara langsung final sayembara “Ayo Bangun NTT” diseluruh kabupaten/Kota se-provinsi NTT, Melki mendapat pujia dimana-mana oleh berbagai tokoh yang berpengaruh di kabupaten masing-masing.
Di Ende misalnya saat grand final tingkat provinsi NTT, Bupati Ende, Marsel Petu yang juga masih menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Ende menilai sayembara “Ayo Bangun NTT” Sebuah Gagasan Cemerlang yang dimunculkan oleh Melkiades Laka Lena. Dan gagasan ini menjadi sebuah catatan penting untuk ditindaklanjuti pada masa-masa mendatang.
Bupati Marsel Petu dalam sambutannya saat pembukaan grand final perlombahan paduan suara dan debat itu memuji langkah yang diambil Melkii Laka Lena saat ini. Karena tidak mudah menghimpun ratusan anak muda di seluruh NTT untuk berada di Ende dalam rangkaian kegiatan itu dan tentunya untuk sama-sama memeringati Hari Lahirnya Pancasila di Kota Bung Karno ini.
Marsel menambahkan, rasa cinta dan rasa memiliki terhadap daerah kita NTT hendaknya terpatri dalam dada, tercermin dalam sikap dan terwujud dalam tingkah laku setiap diri pribadi masyarakat. Menurutnya, rasa cinta dan bangga terhadap daerah ini harus termanifestasi dalam kerja keras, kerja ihklas dan kerja cerdas sesuai dengan potensi dan profesi masing-masing sehingga kata tersebut tidak hanya indah dalam tataran retorika tapi menjelma dalam implementasi dan karya nyata. Dan ini sudah dilakukan Melki Laka Lena.
Sayembara dan Dampak Politis
Banyak orang yang mungkin menganggap sepele gebrakan yang dilakukan Melki Laka Lena ini. Namu dia berani melakukan hal ini dengan resiko pada biaya yang tidak sedikit. Dia bersama tim anak muda berkeliling ke seluruh Kabupaten/Kota kemudian menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sayembara kemudian membawa ratusan anak muda ke Ende dan mengantar pulang mereka. Biayanya tentu bukan sedikit.
Memang sungguh luar biasa, karen sejalan dengan kegiatan itu, DPP Partai Golkar menyatakan untuk Pilkada tahun 2018 mendatang, pasangan yang akan diusung baik itu calon gubernur maupun calon bupati dan walikota harus ditentukan berdasarkan hasil survey.
Untuk Pilgub NTT, DPP telah merilis delapan nama figur kader Partai yang akan disurvey. Salah satu figur yang ikut disurvey nanti adalah Melki Laka Lena. Bagai gayung bersambut, kegiatan sayembara ini menjadi sebuah starting point untuk proses survey yang direncanakan akan dilakukan bulan Juli mendatang.
Saya yakin, gebrakan Melki ini dengan ratusan sukarelawan yang terhimpun dalam Sayembara ini akan menjadi motor penggerak utama untuk mendongkrak elektabilitas anak muda yang satu ini. Keyakinan saya ini memang beralasan, karena terpantau selama ini, kehadiran Melki di semua daerah disambut dengan sangat baik dan dia selalu bersama anak-anak muda.
Kemudian dengan posisinya di DPP Partai Golkar sebagai wakil Sekjen Bidang Pemenangan Pemilu yang membawah Bali, NTB dan NTT ini tentu semakin terbuka peluang itu. Namun Melki selalu mengatakan, hasil survey menjadi tolok ukur bagi DPP untuk penetapan calon yang akan diusung oleh Partai Golkar.
Golkar telah mengeluarkan Petunjuk Pelaksana (Juklak) Nomor 06 yang menjadi acuhan utama dalam penetapan calon. Rambu-rambu dalam juklak itu memang harus dipatuhi karena dengan rambu-rambu yang ada Golkar telah berhasil keluar sebagai pemenang pertama pada pilkada serentak di seluruh Indonesia awal tahun 2017 ini. (bonne pukan)