Gerakkan Ekonomi Energi Kerakyatan Lewat Co-firing, PLN Gaet Pemprov NTT dan Universitas Nusa Cendana

0
313

NTTSATU.COM — LABUAN BAJO — Gubernur NTT,  Viktor Bungtilu Laiskodat menandatangani MoU kerja sama dengan PLN dalam mengembangkan hutan energi dan peternakan terpadu yang dapat menghasilkan biomassa untuk bahan baku co-firing PLTU.

PT PLN (Persero) menggandeng Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) dan Universitas Nusa Cendana (Undana) untuk pengembangan dua sumber biomassa yang akan digunakan dalam mendukung program _co-firing_ di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Kedua sumber biomassa tersebut berasal dari pengembangan hutan energi dan peternakan terpadu.

Kesepakatan kerja sama yang dilaksanakan di Ayana Komodo Resort, Labuan Bajo pada Jumat (24/6) tersebut tertuang dalam nota kesepahaman atau _Memorandum of Understanding_ (MoU) antara PLN Unit Induk Wilayah NTT dengan Pemprov NTT dan Universitas Nusa Cendana. Kesepakatan ini diteken dalam sela-sela acara perhelatan forum _Energy Transition Working Grup_ (ETWG) 2.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan selain memastikan pasokan biomassa untuk _co-firing_ aman, kerja sama ini juga untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. Nantinya Pemprov NTT dan Universitas Nusa Cendana akan memasok kebutuhan biomassa untuk PLTU Bolok.

“Ini energi yang berbasis pada energi kerakyatan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Gubernur yang sudah menyediakan tambahan lahan 3.600 hektare tambahan di kawasan Pulau Timor. Lokasi ini satu ekosistem dengan PLTU Bolok,” ujar Darmawan.

Ia mengatakan nantinya PLN bersama Universitas Nusa Cendana akan menanam tanaman Kaliandra, Kedondong Hutan dan Lamtoro. “Artinya, bagaimana kita melakukan sinergi menambah energi baru terbarukan tetapi di saat yang sama menciptakan lapangan kerja, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan melakukan eradikasi kemiskinan,” tambah Darmawan.

Darmawan menjelaskan saat ini penggunaan _co-firing_ sudah dilakukan PLN di 58 PLTU yang ada di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan PLN untuk bisa mengurangi ketergantungan bahan baku batu bara dan juga untuk meningkatkan penggunaan energi bersih di PLTU.

“Sinergi ini merupakan upaya bersama untuk menekan emisi karbon guna mendukung tercapainya target _carbon neutral_ pada 2060,” ujar Darmawan.

Lebih lanjut Ia menuturkan bahwa pengembangan hutan energi dan peternakan terpadu sebagai bahan baku biomassa _co-firing_ ini tidak hanya semata-mata untuk kebutuhan PLTU saja. Melalui pengembangan ini, PLN mengajak semua masyarakat terutama di sekitar hutan energi untuk terlibat aktif dalam menjaga lingkungan.

Penggunaan biomassa pada PLTU ini bahkan juga memberikan _multiplier effect_ yaitu membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui budaya tanam pohon sebagai bahan baku biomassa.

“Keterlibatan universitas sebagai _agent of change_ juga merupakan wujud dari tri darma perguruan tinggi di mana, para insan akademis turut langsung dalam pengembangan dan pendampingan masyarakat dalam pengelolaan hutan energi dan peternakan terpadu tersebut,” pungkas Darmawan.

Rektor Universitas Nusa Cendana, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M. Sc menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi atas kesempatan berkolaborasi bersama PLN dan Pemda dalam pengembangan _green energy_ dan pengurangan emisi karbon melalui program _co-firing_ dan hutan bioenergi. Menurut dia, program ini sejalan dengan visi Undana sebagai perguruan tinggi berorientasi global.

“Kerja sama ini sejalan dengan _concern_ Undana terhadap isu-isu global, khususnya terkait keterbatasan sumber daya energi fosil, dan kesehatan serta keselamatan lingkungan,” tuturnya.

Dia menambahkan, implementasi program-program kerja sama ini tidak saja membawa keuntungan dalam hal terbukanya kesempatan untuk riset dan ketersediaan wahana pembelajaran bagi para akademisi dan mahasiswa Undana, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab bagi seluruh civitas akademika Undana untuk menjadi _agent of change_ ataupun _champion_ dalam program/aktivitas penyelamatan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya yang lebih produktif namun ramah lingkungan dan _sustainable._

“Manfaatnya tidak saja bagi generasi sekarang tetapi juga bagi generasi-generasi yang akan datang,” terangnya. (sipers adpim)

Komentar ANDA?