KUPANG. NTTsatu.com – Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DPRD Kota Kupang mengkritisi kebijakan umum anggaran tahun 2016 sejumlah SKPD dalam memperoleh distribusi anggaran .Pasalnya, Semua SKPD memperoleh distribusi anggaran yang besar padahal kinerja SKPD tersebut belum menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Demikan pemandangan umum Fraksi Gerindra terhadap penyampaian Walikota Kupang tentang pengantar nota keuangan atas rancangan peraturan daerah Kota Kupang tentang APBD Kota Kupang tahun anggaran 2016 yang dibacakan oleh Maria A. Salouw, dalam sidang DPRD, Selasa (24/11).
Menurut pemandangan umum Gerindra, hal ini seperti Dinas Perhubungan. Ssesuai fakta, parkiran masih semrawut, kendaraan tidak pernah teratasi dengan baik serta , lampu jalan yang belum diurus dengan baik.
Satuan polisi pamong praja secara fakta juga tidak berkomitmen tinggi dalam mengamankan Perda, dan masih banyak bangunan liar. Dinas Kebersihan dan Pertamanan secara fakta, hanya urus sampah dan taman aja juga kurang becus, Buktinya, sampah masih ada dimana-mana dan taman tidak bisa dinikmati karena selalu kering kerontang.
Untuk itu Gerindra mohon penjelasan pemerintah,soal persoalan kebijakan umum anggaran tahun 2016 yang cukup besar bagi SKPD dan harus proporsional dengan tugas, pekerjaan, tanggungjawab.dan capaian hasil kerja mereka.
“Berkaitan dengan sampah, fraksi mendorong adanya pengelolaan sampah secara berkelanjutan, dengan menjalin kerjasama bersama inisiatif yang sudah dilakukan masyarakat maupun pemerintahan tingkat bawah yakni bank sampah imanuel dan bank sampah kecamatan oebobo. Salah satu solusi dari fraksi adalah Pemerintah Kota Kupang berinvestasi pada pengadaan mesin pengolah biji plastik, serta sarana-prasarana pengolahan sampah lainnya. Sehingga selain mengurangi masalah sampah, investasi ini dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Kota Kupang,” pinta Fraksi Gerindra.
Selain itu , fraksi Gerindra memandang perlu untuk dilakukannya upaya-upaya pencegahan kebakaran dengan menyediakan sarana penunjang di lokasi-lokasi rawan kebakaran. Contohnya dengan menyediakan bak penampung air di lokasi pasar dan padat bangunan.
“Masalah kebakaran yang terjadi saat ini cukup tinggi, maka salah satu cara perlu adanya penyadian bak air pada lokasi lokasi pasar dan padat bangunan,” kata Maria A. Salouw. (rif/bp)