Glamour in Etnic, Mengangkat Keragaman Budaya Sikka

0
1842
Foto: Nong Maumere 2017 Yoseph Werang dan Nona Maumere 2017 Maria Oxfordiana Witu Bule, pose bersama sponsor dan juri pada malam grandfinal kompetisi ajang berbakat Nong Nona Maumere, di Sikka Innovation Center, Sabtu (1/7) malam

NTTsatu.com – MAUMERE – Grandfinal kompetisi ajang berbakat Nong Nona Maumere (NNM) yang berlangsung di Sikka Convention Center, Sabtu (1/7), memberi kesan tersendiri buat dunia pariwisata di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Panitia penyelenggara menyemat tema yang menghentak “Glamour in Etnic”. Konsep ini untuk mengangkat keragaman budaya di kabupaten Sikka.

Ketua Panitia Penyelenggara Theresia Isidoriz Fernandes menyebut panitia sengaja mengambil tema itu untuk mengeksplor keragaman budaya yang dimiliki lima etnis di Kabupaten Sikka. Konsep ini memberi kesan yang kuat bahwa Kabupaten Sikka memiliki potensi dan kerarifan lokal yang begitu kuat mengakar.

“Di sini ada lima etnis dengan budaya dan adat istiadat yang beragam. Salah satunya adalah pakaian adat. Dengan konsep ini, glamour in etnic, kami ingin agar semua orang tahu betapa daerah ini memiliki keragaman budaya yang begitu luar biasa,” tutur Theresia Isidoriz Fernandes, dari PT Angels Spirit Floresta Tours.

Pada malam grandfinal itu sebanyak 21 finalis NNM mengenakan pakaian adat dari lima etnis di Kabupaten Sikka. Tampak semua mereka begitu anggun dengan pakaian adat hasil tenunan ikat. Beragam pakaian adat tersebut menambah semarak puncak acara kompetisi ajang berbakat yang disaksikan sekitar seratusan orang.

Putri Pariwisata Persahabatan 2016 Rivani Bistolen yang hadir pada acara puncak itu memberi apresiasi kepada panitia penyelenggara yang telah menghadirkan potensi lokal berupa keberagaman pakaian adat yang dimiliki daerah ini. Bagi dia, penampilan para Finalis NNM dengan pakaian adat, sangat mengesankan. Dia menilai panitia penyelenggara telah berhasil mencuri perhatian untuk menjual kearifan lokal yang dimiliki daerah ini.

Rivani Bistolen berharap ke depan selalu ada ruang eksplor dan promosi  kekayaan dan keberagaman daerah. Ruang seperti itu harus terus dilakukan secara kontinyu sehingga kekayaan adat istiadat dan budaya di daerah ini menjadi lebih dikenal secara meluas.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka, Kensius Didimus ikut memberikan apresiasi atas ruang promosi pakaian adat pada malam acara puncak NNM. Sebagai kepala dinas dan juga warga masyarakat, dia mengaku bangga dengan kekayaan lokal yang dimiliki daerah ni.

Setelah melalui proses yang bertahap selama lebih kurang 4 jam, para juri memutuskan Yoseph Werang, karyawan Budi Sun, menjadi Nong Maumere 2017. Peserta bernomor 16 itu berhasil menyingkirkan dua pesaingnya Novantius Dari dan Abraham Parera. Sementara Nona Maumere 2017 berhasil diraih oleh Maria Oxfordiana Witu Bule. Palajar SMAK Frater Maumere dengan nomor 15 mengungguli Elisabeth Dwi Novita dan Maria Marliana.

Untuk katergori Peserta Favorit, Peserta Berbakat, Peserta Persahabatan, dan Peserta Berbusana Terbaik, masing-masing diraih oleh Maria Deninta Enite Paji, Baiq Fitri Handayani Umar, Apriani Novita Sari, dan Cresenza Petronia Nastity da Lopez.

Kompetisi ajang berbakat NNM ini rencananya akan digulir setiap tahun. Kensius Didimus mengaku memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan kompetisi semacam ini. Dia berjanji akan mengalokasikan sejumlah dana melalui APBD Sikka agar kompetisi ini rutin digelar setiap tahun. (vik)

Komentar ANDA?