NTTsatu.com – LEWOLEBA – Dalam rangka mewujudkan tekad pemerintah Lembata menjadikan Lembata sebagai Kabupaten Literasi, Program Gerakan Sehat Cerdas (GSC) berupaya meningkatkan sumberdaya masyarakat di 15 desa se-Kecamatan Atadei, lewat pelatihan pengembangan media komunitas.
Pelatihan ini melibatkan unsur sekretaris desa dari 15 desa, KPMD, perwakilan tokoh masyarakat, perwakilan kepala dusun, utusan perwakilan PKK, dan peserta dari kecamatan yakni dari Penloj GSC. Langkah ini sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis dan menumbuhkan semangat baca dalam rangka mendukung tekad Pemerintah Kabupaten Lembata mewujudkan Lembata Kabupaten Literasi.
Pelatihan pengembangan media komunitas yang digelar di aula kantor Camat Atadei di Kalikasa, Kamis (30/11) dibuka Camat Atadei Petrus Peka Soge dengan menghadirkan tiga narasumber yakni, Sekretaris Camat Atadei, Lambertus Charles Odel, wartawan HU Victory News Hiero Bokilia, dan guru Bahasa Indonesia Jimmy Making.
Camat Atadei Petrus Peka Soge, saat membuka pelatihan mengatakan, kegiatan pelatihan pengembangan media komunitas sangat berharga karena, dengan membangun media komunitas ikut menyukseskan program dan visi misi, yang dicanangkan pemerintah terutama misi untuk menjadikan Lembata Kabupaten Literasi.
Dia menjelaskan, dalam rapat kerja (Raker) bersama para kepala desa, Dinas Perpustakaan dan Dinas Sosial PMD, serta Inspektorat, sudah disepakati bahwa 144 desa di Lembata menjadi desa literasi.
“Kalau satu desa tidak masuk maka belum dikatakan sebagai kabupaten literasi. Jadi saya imbau kepada, semua kepala desa di 15 desa se-Kecamatan Atadei, harus dukung jadikan Atadei sebagai Kecamatan Literasi,” tegas Soge.
Sekcam Atadei Lambertus Charles Odel, dalam materinya mengatakan, bahwa menulis merupakan upaya membangun potensi di dalam.diri.
Mengutip Maria A Sarjono, Odel mengatakan, dengan menulis kita dapat melakukan banyak hal, memberikan informasi, membuka cakrawala, mengeluhkan keprihatinan, membagikan keindahan, menghibur, membangkitkan semangat dan daya pikir, juga melakukan kritik sosial dan protes.
Sementara itu, Hiero Bokilia, wartawan salah satu harian di NTTmenjelaskan, terkait keberadaan profesi jurnalis dan tugas jurnalistik dalam mengumpulkan bahan untuk diberitakan atau diwartakan.
Kerja wartawan selalu berpedoman padan kode etik jurnalistik, karena itu dalam mewartakan berita harus di dasari oleh data dan fakta bukan mengada-ada dan beropini.
Adrianus Sawar, fasilitator program GSC kecamatan Atadei dalam dalam pelatihan tersebut mengatakan, tujuan dari pelatihan ini adalah kedepan bisa lahir buletin desa yang memuat kabar tentang potensi juga aktivitas masyarakat desa. (*/rin/bp)