NTTSATU.COM — KUPANG — Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menyambut gembira hadirnya Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kehadirannya diharapkan dapat mendorong munculnya Emiten asal NTT. Emiten merupakan sebutan untuk perseorangan,perusahaan atau asosiasi yang ‘melantai’ atau menjual dan menawarkan efek atau surat berharga di pasar modal (bursa efek).
“Pemerintah dan masyarakat NTT tentu berbahagia untuk menerima sebuah networking atau jejaring yang baru dengan dibukanya kantor Bursa Efek Indonesia perwakilan NTT. Kehadiran kantor ini (diharapkan) tidak hanya menggerakan anak-anak muda dan para investor tentang bagaimana lakukan transaksi dan investasi di bursa, tetapi juga bagaimana lahirkan emiten-emiten baru di NTT. Apalagi kalau emiten baru itu lahir dari UMKM,tentu itu menarik,”kata Gubernur VBL saat memberikan sambutan pada Peresmian Kantor Perwakilan BEI NTT di halaman Kantor BEI NTT Kota Kupang, Rabu (8/6).
Dalam kesempatan tersebut Gubernur menantang Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan berbagai upaya pemberdayaan UMKM.
“Sebagai gubernur, saya tentu tidak mau investasi triliunan rupiah itu ke luar dari Nusa Tenggara Timur. Produknya bukan produk NTT. Tentunya ini kerjaan besar. Berat memang bicara tentang dunia investasi pasar modal di provinsi yang miskin seperti NTT. Karena itu butuh upaya-upaya yang besar dan luar biasa. Tidak seperti kita bicara di Jakarta, Medan atau Surabaya. Kita harus pergunakan cara-cara lain,” jelas Gubernur.
“Sebagai gubernur saya minta perlakuan khusus BEI bagi NTT. Desain-desain tidak boleh desain biasa dalam mengejar literasi dan inklusi keuangan, begitupun kampanye untuk menghindari investasi bodong harus dibuat menarik. Lakukan edukasi ke seluruh NTT, tidak hanya terpusat di Kota Kupang,” lanjut Gubernur VBL.
Gubernur menegaskan, kalau standar perlakuan terhadap NTT sama dengan kota-kota maju lainnya,maka NTT akan ketinggalan dalam dunia pasar modal dan literasi keuangan. Dalam melakukan upaya luar biasa tersebut perlu sinerjisitas.
“Ini menjadi catatan. Energi besar ini harus disenergikan. Minimal tahun depan misalnya ada 20 emiten baru asal NTT yang melantai di Bursa Efek. Itu kerjanya pasti yakni karena keterlibatan semua pihak : Gubernur terlibat,BEI terlibat, OJK terlibat,BI terlibat, lima galeri investasi terlibat semua. Kita mulai bicara secara baik. Saya akan bangga luar biasa kalau itu lahir dari Usaha Kecil dan Menengah. Itu pesannya bahwa basis pertumbuhan ekonomi NTT sangat kuat,” jelas Gubernur.
Dikatakan Gubernur, kekuatan ekonomi NTT yang bertumpu pada pertanian, peternakan dan perikanan serta kelautan terbukti mampu bertahan menghadapi badai covid-19.
“Provinsi NTT meski provinsi miskin tapi terkontraksi hanya sampai 0,83 persen dan tidak sampai 1 persen, sementara provinsi lainnya yang punya potensi sumber daya alam luar biasa masih terkontraksi lebih tinggi bahkan sampai dengan saat ini. Hal ini karena kami mampu untuk merubah dan mengalihkan profesi dan seluruh perhatian ke pertanian, peternakan dan perikanan yang mana tempat-tempat itu tidak ada larangan untuk berkumpul sehingga kita punya basis pertumbuhan ekonomi yang kuat,” jelas Gubernur NTT.
Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawsi memberikan apresiasi terhadap sambutan luar biasa masyarakat NTT akan kehadiran Bursa Efek Indonesia Perwakilan NTT.
“Sejak dimulainya kegiatan operasional di November 2019, kami terus melakukan kegiatan edukasi tentang cara-cara investasi yang baik. Hasilnya luar biasa, tampak pada kenaikan jumlah investor baru di NTT. Pada Desember 2019, saat itu jumlah investor baru hanya 8.856, sementara pada Mei 2022 sudah capai 45.537. Bayangkan dalam kurun waktu 2 setengah tahun jumlah investor baru naik sekitar 5,14 kali,” jelas Hasan.
Dikatakan Hasan, peningkatan jumlah investor baru diikuti peningkatan aktivitas transaksi dan investasi. Pembukaan rekening baru ini tersebar di 56 anggota bursa di BEI. Selama pandemi covid-19, kegiatan edukasi BEI NTT juga tetap berjalan lancar dan dilakukan secara online. Pesertanya hampir dari semua kabupaten/kota di NTT.
“Khusus di Provinsi NTT, Sepanjang tahun 2022 sampai bulan Mei ini kami catat transaksi yang luar biasa, dengan total transaksi capai 1,267 triliun rupiah. Hal yang menggembirakan bahwa demografi investor di NTT didominasi oleh kalangan muda yang berusia 18-25 tahun yang jumlahnya capai 43 persen. Ini potensi luar biasa untuk pengembangan ke depannya,” jelas Hasan.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTT, Japarmen Manalu berharap agar kehadiran kantor BEI NTT dapat lebih meningkatkan akses keuangan terutama terhadap pasar modal dan mendukung peningkatan literasi keuangan di NTT.
“Kantor BEI NTT diharapkan dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di NTT. Juga dapat menggenjot sektor pasar modal di NTT. Kami apresiasi atas didirikannya 5 galeri investasi oleh kantor BEI NTT. Kami juga harapkan pada waktunya terdapat Emiten atau perusahaan yang menerbitkan sahammnya yang berkantor pusat di NTT pada Bursa Efek Indonesia. Kami siap memfasilitasi hal ini dengan bangun sinergi bersama BEI, bapak Gubernur dan jajarannya, akademisi dan seluruh pemangku kepentingan di NTT,” pungkas Japarmen.
Kantor BEI NTT mulai hadir dan beroperasi sejak 27 November 2019. Pada 14 Desember 2020 dilakukan soft launching secara online. Ada dua anghota mitra yang beroperasi di BEI NTT yaitu PT Phintraco Securitas dan PT Philip Securitas.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur NTT juga menandatangani prasasti peresmian Kantor BEI NTT.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Direktur Keuangan dan Sumberdaya Manusia BEI, Rissa Effenita Rustam, Kepala Divisi Pengembangan Pasar BEI, Dedi Priadi, Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho, Kepala BEI NTT, ibu Devi, pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemprov NTT dan undangan lainnya. (sipers adpim)