Dari Bandara, Gubernur VBL langsung menuju PT KCBS di Wailiti, salah satu perusahan asing yang bergerak di sektor perikanan di Sikka.
“Hari ini seluruh dunia susah karena Covid-19, tetapi kita di Maumere ekspor tuna sashimi ke Jepang. Ini luar biasa,” kata Gubernur VBL ketika menggunting pita tanda melepas ekspor ke Jepang.
Sashime tuna yang dikirim ke Jepang sebanyak 12 ton. Beberapa waktu sebelumnya perusahaan ini juga mengirim 19 ton tuna ke Jepang.
Sebelumnya Gubernur VBL sempat menyaksikan proses pembuatan sashimi oleh karyawan PT KCBS. Gubernur bahkan mencicipi sashimi yang diproses itu. “God, bagus,” kata Gubernur VBL setelah mencicipi sashimi.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sikka, Paulus Hilarius Bangkur, dalam penjelasannya di hadapan Gubernur VBL mengungkap potensi ikan di Kabupaten Sikka.
“Potensi ikan di sini luar biasa. Kita ikut arahan Pak Gub di Labuan Bajo agar Sikka menjadi daya ungkit perikanan di NTT. Kita siap,” kata Paulus.
Paulus menyebut di Sikka hasil tangkapan ikan para nelayan semakin meningkat. Tahun lalu saja, hasil tangkapan para nelayan sebanyak 16 ribu ton. “Konsumsi ikan kita di Sikka juga sudah meningkat. Kalau nasional 54 kg/orang/tahun, maka di Sikka 19kg/orang/tahun,” kata Paulus.
Hasil tangkapan ikan di Sikka, jelas Paulus, sekitar 80 persen untuk konsumsi lokal, sedangkan sisanya untuk dijual ke luar daerah, terutama ke kabupaten-kabupaten di daratan Flores.
Paulus juga mengemukakan beberapa kendala di lapangan bagaimana meningkatkan produksi tangkapan. Salah satunya adalah armada kapal yang masih relatif kecil. “Kapal nelayan kita masih kecil, dan masih beroperasi dalam jangkauan yang terbatas,” kata Paulus.
Gubernur VBL merespon baik penjelasan Paulus. “Ke depan kita akan perkuat sektor perikanan. Betul, masalahnya masih pada sumber daya, terutama kapal yang masih kecil. Kita inginkan agar kapal-kapal para nelayan itu besar sehingga mereka tidak perlu melaut satu hari dan kembali ke darat. Bila perlu mereka melaut satu minggu baru pulang,” kata Gubernur VBL. (*/bp)