NTTsatu.com – KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Frans Lebu Raya, mengajak semua pihak untuk berefleksi dan merajut kembali silahturahmi sebagai orang NTT. membangun kembali solidaritas dan bersatu untuk maju bersama-sama.
“Kalau kemarin ada sikap diantara kita yang tidak berkenan, ada kata yang mengusik hati dan ada relasi yang membuat galau, maka mari mamaafkan. Mari saling berbagi, saling membangun solidaritas untuk melahirkan soliditas antar sesama warga NTT,” ajak Lebu Raya, saat berpidato pada syukuran dan peringatan HUT ke 59 tahun Provinsi NTT yang dirangkai dengan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Ibu tingkat provinsi NTT, di Alun-alun Rumah jabatan Gubernur, Rabu (20/12).
Gubernur Lebu Raya, juga meminta seluruh warga NTT untuk bergandengan tangan memulai hidup baru. Kalau ingin maju maka harus bersatu. Bersatu antara pemerintah, swasta dan rakyat. Hal ini sejalan dengan tema peringatan HUT ke 59 Provinsi NTT, yaitu “Nusa Tenggara Timur Bersatu dan Maju”.
“Saya menyadari benar makna dari tema ini. Hanya dengan cara bersatu tentu kita akan maju bersama-sama. Perbedaan atas nama agama, etnis dan suku, bahasa dan budaya, bukanlah cara untuk bersatu. Kita adalah warga Flobamorata yang bersatu untuk bekerja bersama membangun NTT,” katanya.
Dalam perspektif bersatu untuk bekerja bersama, lanjut Gubernur Lebu Raya, ada kekhwatiran bahwa rakyat tidak mampu membangun dirinya dan ada ketidakpercayaan terhadap rakyat sendiri untuk membangun dirinya sendiri. Hal ini harus diakhiri.
“Kita harus bisa percaya pada rakyat, bahwa rakyat bisa. Semua kita dalam peran masing-masing, ayo bersinergi dalam kesetaraan dan kebersamaan untuk membangun daerah ini,” tuturnya.
Dikatakannya, NTT butuh perubahan. NTT mampu maju dan menggeliat hasil pembangunannya. Sehingga untuk maju butuh persatuan dan bersatu butuh komitmen bersama dengan menahan diri, berkorban serta berjiwa besar untuk menerima dan mengapresiasi perbedaan yang ada.
Gubernur Lebu Raya juga menggambarkan sejumlah program dan gerakan selama kepemimpinannya. Mulai dari gerakan mencintai pangan lokal, gerakan masuk laut (Gemala), gerakan pulang kampung (GPK), revolusi kesehatan ibu dan anak (Revolusi KIA) dan gong belajar.
Sampai pada pendidikan, kesehatan, pertumbuhan ekonomi, pembangunan sarana prsarana, pembenahan sistem hukum, lingkungan hidup, bidang perempuan dan anak, pengentasan kemiskinan dan penanganan bencana, semuanya bisa ditangani dengan baik.
Peringatan HUT NTT tahun ini diwarnai dengan aneka kegiatan antara lain, bhakti sosial, anjangsana di 22 Panti Asuhan, penghijauan, donor darah dan pemeriksaan kesehatan gratis, pentas seni dan budaya, workshop tenun ikat, parade busana tenun ikat, lomba pidato NTT, semarak festival Flobamorata 2017 dan kegiatan olahraga serta pameran UKM.
Selain itu diselenggarakan juga seminar Keluarga Berencana, seminar nasional dengan tema “Membangun Indonesia di Provinsi NTT”. Pemberian penghargaan kepada atlit juara PON dan juara dunia kempo di Amerika Serikat. (hms/bp)