RUTENG,NTTSatu.com – Kalau beberapa pasar di DKI Jakarta dan daerah lainnya termasuk di Kupang dimana harga cabe mengalami kenaikan drastis berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per kilogram, di pasar Inpres Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai, provinsi NTT harga cabe mahal anjlok hingga hanya mencapai Rp 30.000 – 35.000 saja.
Pantauan NTTSatu.com Minggu ( 8/1) rata-rata harga cabe rawit di pasar inpres Ruteng berkisar rata-rata Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu. Namun jika dibeli dalam jumlah yang banyak seperti 5 kg, harganya isa hanya mencapai Rp 25.000.
Harga ini sangat berbeda ketika satu pekan sebelum hari raya Natal tahun 2016 dan dan tahun baru 1 Januari 2017. Saat itu, harga cabe Rp 40 ribu per Kg itupun sulit ditawar hingga Rp 35 ribu per kg.
“Sebelum Natal banyak sekali pembeli Lombok. Sehari bisa laku hinga puluhan kg cabe,” kata Sony Din pedagang cabe di npasar Inpres Ruteng.
Ditemui di pasar, Dia mengatakan, setelah hari raya Natal dan tahun baru permintaan menurun, karena itu dia bersama pedagang lainya terpaksa menurunkan harga agar cabe itu tidak busuk danakhirnya dibuang saja.
“Kalau jual dengan harga mahal, siapa yang mau beli. Karena itu kita memang terpaksa harus turunkan rahganya,” Sony kepada NTTsatu.com.
Menyinggung soal harga cabe di Jawa naik drastis, dia menjelaskan mungkin cabe langkah di Jawa. Petani mengalami kesulitan membudidayakan cabe rawit. Sementara di daerah ini (Manggarai,red) sudah begitu banyak petani yang membudidaya cabe rawit sehingga tidak sulit mendapatkan cabe.
“Sekarang sudah tidak sulit mendapatkan cabe,rata-rata banyak petani Manggarai budidaya cabe.” Ujarnya.
Sementara data yang dihimpun NTTsatu.com menyebutkan, selama tahun 2016, Pemda Manggarai melalui dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Manggarai gencar dengan melaksanakan program Go Holtikultura dengan menganggarakan dana kurang lebih Rp 5 Miliar untuk pengembangan tanaman Holtikultura bagi petani di 12 kecamatan di Manggarai. (mus)