Harga Vanili Melonjak Saat Petani Tidak Lagi Menanam

0
1644
Foto: Komoditi Vanili di Manggarai Timur

BORONG. NTTsatu.com – Menyesal tiada guna, harga vanili saat ini melonjak menjadi Rp 1 Juta per Kg. Para petani Manggarai Timur (Matim) yang dulunya membudidayakan  beralih ke komoditi lain merasa sangat kecewa dengan perubahan harga pasaran vanili yang melonjak drastic ketika mereka tidak lagi mengembangkannya.

Agus Deok salah satu Warga Mano kecamatan Poco Ranaka Kepada NTTsatu.com di Borong Senin  (22/8) mengaku sangat kecewa. Dia begitu terkejut ketika mendengar   harga vanili kering  kembali  melonjak fantastis dengan harga  Rp 1.250.000 per Kg.

“Kami sudah lama tidak menanam lagi vanili ketika harga di pasarana anjlok hanya senilai Rp 2.500/kg. Harga yang sangat jauh dibawah standar itu membuat kami beralih dari vanili ke komoditi lain,” katanya.

Lima tahun lalu, warga di Poco Ranaka masih menam Vanili, namun harga yang terus anjlok para petani mulai meninggalkan budidaya tanaman  vanili, dan lahan  ditanami  kopi, kakao, dan cengkeh,

“Kami kecewa dengan harga vanili kembali naik, hasil tanaman  fanili bisa mencapai puluhan kilogram namun harganya jauh dibawah standar, maka kami membabatnya dan menganti tanaman lain,” kata Deok.

Terkait adanya upaya pemerintah yang akan bekerja sama dengan invenstor India  untuk mengembangkan kembali Vanili, dirinya bisa menanam kembali tanaman Vanili   dengan mempertimbangkan harga Vanili mesti stabil.

“Para petani terkadang terauma dengan harga, apalagi pekerjaannya  sedikit sulit karena setiap pagi kami harus bagun pagi untuk mengawinkan bunga fanili yang sudah mekar, pemeliharan, perawatan hingga pembuahan dibutuhkan orang yang sabar sebab salah sedikit pada saat kawin pasti buah Vanili tidak jadi,” urainya.

Salah satu pedaganag yang menerima hasil Bumi Tato Fajar, ketika ditemui di Toko dikompeks pertokoan Kota Borong  mengatakan, harga vanili kering saat ini berkisar Rp 1 jutan. Harga ini fluktualitf tergantung nilai tukar dollar.

“Saat ini,  harga vanili mentah dibeli dengan harga Rp 125.000/kg. Harga tersebut sangat baik namun jarang petani yang menjual fanili kecuali kakao, kopi dan cengkeh,” katanya. (mus)

Komentar ANDA?