Hati-hati, Uang Palsu Beredar di Pasar Tradisional Saat Ramadan

0
406

NTTsatu.com – Pasar tradisional ternyata menjadi lokasi empuk bagi pelaku peredaran uang palsu. Seperti temuan Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Timur.

Sejak Januari hingga Mei 2015, BI perwakilan Kaltim menemukan peredaran uang palsu senilai Rp 14,64 juta. Perputaran uang palsu itu ditemukan terutama di lingkungan pasar tradisional.

Uang palsu yang beredar terdiri dari berbagai pecahan. Seperti pecahan Rp 100.000 sebanyak 92 lembar dengan nilai Rp 9,2 juta, pecahan Rp 50.000 sebanyak 108 lembar dengan nilai Rp 5,4 juta, dan pecahan Rp 20.000 dua lembar.

Seperti dilansir Antara, Kepala BI Kantor Perwakilan Kaltim Mawardi BH Ritonga menuturkan, jumlah tersebut masih berpotensi bertambah. Dia mengingatkan pedagang teliti saat menerima pembayaran.

“Bukan tidak mungkin masih banyak uang palsu lain yang diedarkan. Apalagi menjelang lebaran dan di saat bersamaan kebutuhan masyarakat meningkat,” ujarnya di Samarinda, Minggu (21/6).

Berdasarkan laporan, kata dia, uang palsu tersebut ditemukan kebanyakan beredar di pasar tradisional di Samarinda, antara lain Pasar Segiri dan Pasar Pagi. Bahkan dari bank juga ada.

Jika tidak memiliki alat khusus, perlu memperhatikan detail. Untuk membedakan, uang asli warnanya lebih terang, sedangkan jika warnanya buram, biasanya palsu. Selanjutnya, di pojok kanan bawah terdapat optical variabel ink (OVI).

OVI ini jika diperhatikan dari sudut pandang yang berbeda akan berubah warna dari warna hijau ke magenda. Sedangkan di sisi belakang uang asli pasti ada benang pengaman yang ditanam dalam uang.

Cara kedua, uang kertas yang asli apabila diraba pada bagian angka, huruf, dan gambar pahlawan akan terasa kasar. Biasanya, uang palsu jika diraba terasa licin.

Cara ketiga, uang asli jika diterawang pada sebelah kanan terdapat gambar pahlawan, kemudian di bawah nilai nominal juga terdapat lingkaran bertuliskan Bank Indonesia.

Dia mengatakan, jika dibandingkan periode sama tahun lalu, peredaran uang palsu di Kaltim tahun ini memang mengalami penurunan. ***

 

Komentar ANDA?