Oleh: Rm. Ambros Ladjar, Pr
Hari Minggu I Adven, 27 November 2022*.
Bacaan. Yesaya 2: 1 – 5 dan Roma 13: 11-14a dan Injil Mt 24: 37-44.
Menghadiri acara-acara protokoler saat ini saya pribadi terkadang merasa bosan. Karena semua yang bicara pasti ucapkan ulang sapaan dan Salam yang sama terus. Apakah orang tahu maknanya atau tidak, yang penting bisa diucapkan dan diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan bersama. Suatu model kehidupan yang rukun dan damai yang menjadi urgen ingin tercipta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bumi Nusantara pada saat kini.
Kita tak menutup mata dengan situasi yang muncul sesaat, terlebih waktu gong pesta demokrasi ditabuh. Ada politik identitas ala Anis Baswedan yang merobek sendi-sendi kerukunan hidup bersama. Tentunya silang sengketa bahkan sampai menjadi permusuhan terpola menjadi dasar pijakan orang beraksi. Akan tetapi sesuai ramalan nabi Yesaya, di kota Sion ketika itu akan tiba hari keselamatan yang ditunggu. Yehuda dan Yerusalem akan dijadikan Allah sebagai pusat kerajaan Damai. Karena sesuai nama Yerusalem itu adalah pusat raja Salem.
Ketika itu tak ada lagi perang dan penganiayaan bahkan senjata-senjata perang akan diubah menjadi alat-alat pertanian. Mengupayakan kehidupan yang Damai sejahtera, Shallom adalah misi kedatangan Kristus ke dunia agar semua bangsa manusia di atas muka bumi hidup di dalamnya. Pesan ini menjadi perjuangan penting setiap orang manakala ada sikap saling mengingatkan dan saling menghargai satu sama lain. Tak cuma itu saja tapi juga menjadi sebuah usaha dan perjuangan nyata yang terwujud di tengah dunia. Orang akan melakukan aktivitasnya dengan aman dan tekun demi sukacita hidup yang bermartabat.
Sebagaimana halnya pada zaman Nuh maka akan tiba waktunya juga. Ada yang hanyut terbawa tapi ada pula yang akan ditinggalkan. Tidak lain adalah sebuah peringatan keras bagi kita para pengikut Kristus zaman ini. Mereka yang ditinggalkan adalah gambaran orang tak beriman. Ketika Kristus datang kedua kalinya kelak, DIA akan bertemu dengan setiap orang yang benar jalan hidupnya. Sebab itu sikap berjaga-jaga merupakan ungkapan iman dari orang- orang yang sungguh beriman. Mereka itu akan berjumpa dan diterima oleh Tuhan.
Sebaliknya di lain pihak, mereka yang tak percaya dan didapati tak berjaga-jaga adalah gambaran orang yang tak beriman dan sudah pasti kelak tak akan diterima oleh Tuhan. Pada hari pertama Minggu adven ini kita perlu pastikan diri selaku murid Kristus, apakah kita orang beriman atau tidak. Ingatlah bahwa kedatangan Tuhan itu secara mendadak ibarat pejabat lakukan inspeksi dinas di perkantoran. Mereka yang lengah pasti dapat sanksi berat. Apakah kita sungguh percaya akan sabda Tuhan dan selalu siap sedia?
Salam *Seroja*, sehat rohani jasmani di Minggu I Adventus buat semuanya. *Tetap taat menjalankan Prokes*. Jika ADA, Bersyukurlah. Jika TAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGILAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹✝️🌹🎁🛍️🍇🍇🌽🎉🔥🔥🤝🤝🇮🇩🇮🇩
Pastor Paroki Katedral Kupang