HKN Menumbuhkan Komitmen Untuk Melayani

0
302
Foto: Gubernur Frans Lebu Raya saat membacakan sambutan Menkes pada peringatan HKN di halaman depan RST Wirasakti Kupang

KUPANG. NTTsatu.com – Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 tahun ini merupakan momentum untuk berbagi tantangan, menguatkan komitmen, meningkatkan tekad dan semangat, untuk lebih memberi makna pada masyarakat akan pentingnya kesehatan.

“Semangat melayani, semangat menggerakan, semangat untuk mampu menangkap aspirasi masyarakat, semangat memandirikan dan memberdayakan, dalam pencapaian derajat kesehatan, harus menjadi konsep pembangunan nasional kita.” demikian harapan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K).

Harapan Menkes itu tertuang dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya pada peringatan HKN ke-52 bertempat di Lapangan Upacara RST (Rumah Sakit Tentara) Wirasakti Kupang, Selasa, 15 November 2016. HKN kali ini mengambil tema “Indonesia Cinta Sehat”  dengan Sub Tema “Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat”.

 “Tantangan kesehatan saat ini adalah indonesia menghadapi masalah kesehatan triple burden, yaitu masih tingginya penyakit inveksi, meningkatnya penyakit tidak menular dan muncul kembali penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi” begitu lanjut Gubernur NTT, sambil menekankan pentingnya upaya kesehatan preventif dan promotif.

Disebutkan bahwa, menurut Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014, kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular yaitu stroke menduduki peringkat pertama. Trend ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup di masyarakat. Tentunya, hal ini menjadi ancaman bagi produktifitas bangsa kita. Usia produktif yang besar dan seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan akan terancam, apabila derajat kesehatanya terganggu oleh penyakit tidak menular dan perilaku hidup yang tidak sehat.

Oleh karenanya, diperlukan upaya pendekatan promotif dan preventif yang sangat efektif untuk menjawab berbagai tantangan kesehatan. Karena pada dasarnya, pencegahan penyakit menular maupun tidak menular sangat bergantung pada perilaku individu. Didukung pula kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan, penciptaan sumber daya kesehatan yang berkualitas serta dukungan regulasi.

Lebih lanjut dalam sambutan itu dikatakan bahwa pada 15 Desember mendatang, Presiden RI, Ir Joko widodo akan meluncurkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Tujuan GERMAS ini agar masyarakat berperilaku sehat, diharapkan berdampak pada kesehatan yang terjaga, terciptanya lingkungan bersih. Dengan demikian dalam kondisi sehat, produktivitas masyarakat meningkat dan biaya yang

dikeluarkan masyarakat untuk berobat berkurang. GERMAS diluncurkan seiring dengan program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.

Pada akhir sambutannya, Gubernur Lebu Raya menyampaikan lima hal penting yang menjadi perhatian dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional, sejalan dengan tema HKN tahun ini yaitu Pertama, Pembangunan kesehatan merupakan salah satu unsur penopang peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Untuk itu sebagai investasi, orientasi pembangunan kesehatan mesti lebih didorong pada aspek promotif dan preventiv tanpa melupakan aspek kuratif dan rehabilitatif.

Kedua, Kementerian Kesehatan mengapresiasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota serta provinsi yang telah mengalokasikan 10 % dari anggaran pembangunan untuk sektor kesehatan.

Ketiga, Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian dari masyarakat terkecil yang membentuk kepribadian, dari proses pembelajaran hingga menuju kemandirian.

Keempat, diperlukan kerjasama baik lintas program maupun lintas sektor, akademisi, kepala daerah, pelaku usaha, organisasi

masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab bersama akan masa depan bangsa, khususnya kualitas Sumberdaya Manusia yang mampu bersaing dengan bangsa lain.

Kelima, kembali pada Gerakan Revolusi Mental di jajaran kesehatan dengan tiga nilai utama yaitu, integritas, kereja keras dan gotong royong yang harus menjadi budaya kerja bangsa Indonesia agar dapat memberi warna dan arah pada pembangunan kesehatan. (ayu/bp)

Komentar ANDA?