Infrastruktur di Tanawawo Sangat Buruk

0
533

Ibu Rumah Tangga Protes Bupati Ansar

NTTsatu.com – MAUMERE – Infrastruktur jalan menjadi masalah yang paling serius di Kecamatan Tanawawo. Saking buruknya infrastruktur jalan, seorang ibu pun melakukan protes terhadap kebijakan pembangunan Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera.
“Pa Yoseph Ansar Rera, Bupati Sikka, itu kan orang dari kecamatan ini, dari kampung ini juga. Tapi kasihan kami di sini, jalan buruk sekali. Pa Bupati tolong perhatikan kami di sini,” ungkap Maria M.R. Jari, seorang warga Dusun Nuaria Desa Detubinga Kecamatan Tanawawo, Selasa (30/1).
Ibu rumah tangga ini ditemui persis di depan rumahnya di Dusun Nuaria. Kebetulan media ini sedang menyusuri beberapa desa di Kecamatan Tanawawo yang terkena bencana angin kencang beberapa hari lalu. Di depan rumah ibu ini, terdapat sebuah rumah penduduk yang rusak parah akibat diterjang angin kencang.
Maria Jari, perempuan asal Kabupaten Ngada yang menikah dengan laki-laki di kampung itu, mengaku sudah belasan tahun tinggal di Nuaria. Sepanjang itu, infrastruktur jalan tetap menjadi persoalan besar dari waktu ke waktu. Meski ada pergantian kepemimpinan, baik dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa, infrastruktur selalu menjadi masalah serius.
Dia sedikit lega dengan terobosan Donatus Jago, yang belum lama menjabat sebagai Kepala Desa Detubinga. Baru-baru ini, atas inisiatif Donatus Jago, warga masyarakat secara swadaya memperbaiki jalan dari Nuaria hingga batas Lialae sejauh 3 kilometer. Meskipun secara keseluruhan belum mengatasi masalah, terobosan seperti ini, katanya, mencerminkan adanya konsep pembangunan di desa itu.
Jalan kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Mego dan Kecamatan Tanawawo memang sangat memprihatinkan. Sejak dari Kaliwajo hingga Desa Detubinga, Desa Bu Selatan, sampai ke Desa Persiapan Bu Barat, ruas jalan kabupaten itu sudah sangat menantang nyali.
Sebagian besarnya tidak beraspal, masih dengan jalan tanah, atau ada yang sudah berbentuk jalan rabat. Badan jalan sempit, hanya untuk ukuran satu kendaraan roda enam. Tidak jarang, kalau berpapasan dengan kendaraan roda empat atu roda enam dari depan, maka harus dicari jalaur alternatif.
Di beberapa titik, badan jalan langsung bersentuhan dengan tebing dan jurang. Apalagi dengan cuaca ekstrim, badan jalan yang licin bisa mengakibatkan kendaraan bermotor tergelincir. Jika tidak hati-hati, kendaraan bermotor bisa terjun bebas ke jurang.
Maria Jari yang melakukan protes, rupanya tidak sendirian. Beberapa warga Detuduli di Desa Persiapan Bu Barat, juga punya kesan yang sama. Mereka berharap pemerintah memberikan perhatian yang serius terhadap infrastruktur jalan di wilayah kecamatan itu.
Kepala Desa Bu Selatan Siprianus Sapa Dulle mengatakan karena infrastruktur jalan yang buruk, banyak warga masyarakat di Bu Selatan dan juga Bu Barat yang ingin ke Paga, Mego, atau Maumere, lebih sering memilih akses jalan melalui Kecamatan Lio Timur Kabupaten Ende, yang berbasatan langsung dengan Desa Bu Selatan.
“Kalau ke Paga atau Maumere, kami lebih sering lewat Watuneso. Jalannya juga buruk, tapi hanya beberapa kilometer saja, langsung tembus ke Pasar Watuneso. Dari situ kita sudah dapat jalan negara yang mulus,” ujar dia.
Beberapa wartawan yang melakukan peliputan bencana alam di wilayah Kecamatan Tanawawo akhirnya kembali ke Maumere melalui ruas jalan yang menghubungkan Detuduli sampai ke Watuneso. Tidak sampai setengah jam sudah mendapatkan ruas jalan yang lebih baik, nyaman dan tidak mengganggu keselamatan jiwa. (vic)

Komentar ANDA?