Oleh: Rm. Ambros Ladjar, Pr
Hari Minggu Pekan II Prapaska, 25 Februari 2024*. Bacaan. Kej 22: 1-2, 9-13, 15-18 & Rm 8: 31-34 dan Injil Mk 9: 2-10.
Panorama alam yang indah mempesona sering membuat kita terpukau. Boleh jadi membuat kita rasa krasan untuk bertahan, bahkan tak mau pindah tempat. Dari atas gunung atau bukit adalah tempat kita bisa melihat viuew terbaik. Ke arah laut, dataran yang membentang luas dan langit biru nan cerah sebagai obyek menarik dan lengkap. Tak heran jika lokasi seperti ini menjadi sangat mahal secara ekonomis. Karena banyak orang berduit mengincar tempat serupa untuk bangun rumah, istana, villa, dsb.
Gunung Tabor di negeri Israel tak setinggi pegunungan di Indonesia. Tingginya cuma 575 M (1.886 kaki). Letaknya di bagian Selatan Galilea, atau sebelah Barat Danau Galilea. Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes ke atas gunung. Tampaknya mereka sangat bersukacita. Di atas puncak gunung itu, Yesus berubah rupa, atau transfigurasi yang sangat mengagumkan. Sementara itu Yesus berbicara dengan Musa dan Elia. Peran Musa dikaitkan dengan pembawa Hukum. Sedangkan Elia mewakil para Nabi. Di atas puncak Tabor pada saat kini berdiri megah sebuah kapel nan indah dengan puncaknya menyerupai kemah. Hal ini untuk mengenang peristiwa terjadi transfigurasi Yesus.
Tabor adalah tempat Allah mewahyukan Diri-Nya sendiri. Cahaya kemuliaan yang memancar dari wajah Yesus mengajarkan kita bahwa dibalik peristiwa kemuliaan yang mengagumkan, kelak juga akan melewati peristiwa kesedihan. Selain itu juga ada sbuah pengesahan dari Allah Bapa. Sesungguhnya pribadi Yesus yang dilihat mengagumkan itu adalah Anak Allah. DIA sendiri kelak akan mengalami kemuliaan itu dengan terlebih dahulu melewati jalan salib. Jalan derita dan kematian. Iman dan cobaan sebagaimana dialami oleh Abraham adalah bukti ketaatan yang akan meneguhkan kita.
Kita para murid Yesus pun harus mensikapi realitas hidup ini yang sebenarnya. Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Roma tentang kasih Allah kepada semua umat beriman. Allah terus menerus telah memberikan kita anugerah berlimpah bahkan nyawa-Nya sendiri demi keselamatan. Kesetiaan Yesus itu telah membuat Diri-Nya berkenan kepada Bapa. Kita tentu tak hanya berteori hebat tapi juga diajak turun. Tak hanya melayang terus tapi harus mendarat juga untuk mengalami pahit dan getirnya hidup yang sesungguhnya.
Pengalaman jatuh bangun dalam hidup yang diselingi duka dan air mata, tawa dan bangga mengajak kita optimis mempertahankan hidup. Segala masalah tak bisa dielak. Setiap orang harus kuat menanggungnya. Di saat merasa tak berdaya kitapun harus rendah hati dan rela mendengarkan Suara Tuhan. Sebab kita pun adalah anak yang berkenan pada Tuhan. Mari kita berusaha untuk taat jalani puasa. Ada kendala yang merintang tak usah menyerah. Pengalaman Tabor kiranya tetap menjadi sebuah inspirasi iman yang meneguhkan tapak ziarah kita. Sadarkah kita bahwa Allah selalu mengasihi kita lewat segala sukses yang diraih?
*Salam Seroja, Sehat Rohani dan Jasmani* di Hari Minggu buat semuanya. Jikalau ADA, Bersyukurlah. Jika TIDAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGI LAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹🌹✝️🪷🪷🤝🤝🎁🛍️💰🍇🍇🇮🇩🇮🇩
========
Pastor Paroki Katedral Kupang