Jangan Menyusahkan Diri Dengan Perkara yang Tak Perlu

0
598

Oleh: Rm. Ambros Ladjar, Pr

Hari Minggu Biasa XVI*, 17 Juli 2022.
Bacaan. Kejadian 18: 1-10a dan Kol 1: 24-28 dan Injil Lk 10: 38-42.

Hampir di semua RS katolik ada kamar privasi untuk pasien kaum berjubah: uskup, pastor atau buarawan- biarawati. Gedung khusus itu banyak yang mengabadikan nama Santa Marta. Begitu juga ada apartemen yang khusus disiapkan untuk tamu para uskup di Vatican dikenal dengan nama: *Domus Santae Martae*. Tentu ada harapan agar dengan memakai nama Marta, para penghuni alami hospitalitas. Tak lain adalah keramatamahan seperti yang pernah dialami Yesus di rumah Lazarus dan kedua saudarinya Maria dan Marta.

Bacaan Kitab Kejadian juga mengisahkan tentang keramahan Abraham ketika menerima tamu asing di Mamre. Tamu yang dilayani secara baik ternyata bersukacita. Dari sebab itu sebagai imbalan yang pantas mereka memberikan berkat bagi Abraham dan Sara. Pada masa tua, Abraham akan memiliki seorang anak laki-laki. Kisah ini membuat Sara merasa aneh dan lucu sebab di masa tua dia masih bisa melahirkan. Ternyata janji Tuhan itu benar terwujud maka anaknya itu diberi nama Izaak. Dalam bahasa Ibrani artinya dia tertawa.

Demikianpun halnya dengan kunjungan Yesus, Anak Allah ke rumah Maria dan Marta saudaranya. Bukan saja sebuah momentum pertemanan biasa melainkan sebuah kunjungan dari DIA Yang Ilahi kepada yang manusiawi. Marta dalam injil dilihat sebagai figur sental seorang penerima tamu yang ideal di tengah masyarakat. Walaupun demikian dalam kesibukan itu kita diingatkan oleh Yesus agar tak boleh melulu tenggelam di dalam kesibukan. Secara halus Yesus mengingatkan kita bahwa hidup iman yang sejati memerlukan pengendapan. Buah iman harus terwujud dalam praktek hidup dan perbuatan baik.

Di zaman sekarang ini, semua orang mulai dikejar waktu dan prestasi. Seluruh waktu tak boleh terbuang tapi butuh kreativitas, kerja keras, fokus dan tuntas. Sebab itu petuah apapun yang sudah didengar, harus terus juga diusahakan dengan baik implementasinya. Dalam injil, kedua perempuan itu sungguh tampil memerankan sebuah kombinasi dan kreasi antara doa dan kerja, Ora et Labora. Di satu sisi Maria kelihatan pasif karena duduk mendengarkan Yesus. Di sisi lain Marta adalah orang yang aktif dan siap melayani dengan penuh kasih. Marta sibuk dalam prinsip; tak boleh ada yang kurang hati, kurang baik dan kurang makanan serta kurang keramahan.

Kita perlu serius belajar dari keramahan Abraham dan Marta menyambut kehadiran Yang Ilahi. Sebab Tuhan Allah lebih mengetahui segala kebutuhan kita. Akan tetapi terkadang kita tak peduli dan masa bodoh padahal Tuhan sedang amati kita: Kalian kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik dalam hidup yang tak akan diambil dari padanya. Artinya Yesus tak mengabaikan aktivitas atau kerja lalu menonjolkan doa, hidup rohani dan askese. DIA minta kita membangun keseimbangan hidup secara benar.

Kerja yang dibarengi dengan semangat kerohanian yang dalam akan membentuk diri orang menjadi matang dan berkecukupan. Sebaliknya doa yang tak kunjung henti, tanpa wujud kerja keras yang jujur pun dapat membuat orang jadi pengemis yang bermental rohani. Pura-pura ikuti berbagai paguyuban doa tapi cuma mau mengelabui mata orang. Rajin terlibat mengurus gereja tapi dangkal motivasi iman karena sarat kepentingan. Demikian jika kita serius bekerja sampai Tuhan diabaikan maka tak ada hasil apapun. Padahal dalam seluruh hidup, Allah telah menyatakan rahasia tersembunyi kepada kita melalui Yesus putera-Nya. Masih relevankah penyertaan Tuhan yang dirasakan dalam kesibukan hidup tiap hari?

Salam sehat di Hari Minggu buat semuanya. *Tetap taat menjalankan Prokes. Jika ADA, Bersyukurlah. Jika TAK ADA, BerDOAlah. Jikalau Belum ada, BerUSAHAlah. Jika masih Kurang Ber- SABARlah. Jika Lebih, BerBAGILAH. Jika Cukup, berSUKACITAlah*. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™๐ŸŒนโœ๏ธ๐ŸŒน๐ŸŽ๐Ÿ›๏ธ๐Ÿ‡๐Ÿ‡๐ŸŒฝ๐ŸŽ‰๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿค๐Ÿค๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

Pastor Paroki Katedral Kupang

Komentar ANDA?