
NTTsatu.com – MAUMERE– Pencarian pastor korban tenggelam di Pantai Wairi’i Desa Kolisia Kecamatan Magepanda dilanjutkan pada Jumat (22/12). Basarnas Maumere mengerahkan empat perahu karet dan sebuah kapal motor berukuran kecil. Diduga jasad Romo Yohanes Martinus Rada, OCarm terhempas ke palung laut di perairan itu.
Menurut masyarakat sekitar, pada satu titik perairan, kurang lebih 20-30 meter dari tempat ditemukan sepeda motor korban, terdapat sebuah palung laut dengan kedalaman mencapai sekitar 10 meter. Hal ini juga diakui sejumlah anggota Basarnas Maumere yang pada Kamis (21/12) kemarin sempat melakukan penyisiran di sekitar palung laut.
Di sekitar palung laut itu sering terjadi pertemuan arus bawah laut yang cukup kencang. Siapa saja yang berenang sampai ke sekitar tempat itu bakalan terjebak pada arus, dan bisa terhempas sampai ke palung laut. Dasar laut di sekitar palung laut adalah kumpulan batu dan batu karang.
Pencarian hari kedua, Jumat (22/12), dimulai sejak pukul 07.00 Wita. Selain Tim Basarnas Maumere, ikut terlibat dalam pencarian adalah Polair Maumere, Lanal Maumere, dan sejumlah masyarakat. Awalnya meereka melakukan penyisiran di sepanjang Pantai Wairi’i. Namun menjelang siang, pencairan terfokus pada palung laut.
Fokus pencairan pada palung laut ini menyusul informasi dari pihak lain yang memiliki kemampuan melihat sesuatu. Otoritas Ordo Carmel meminta bantuan seorang perempuan muda beranak satu yang punya penglihatan indera keenam. Perempuan ini memberi petunjuk bahwa jasad korban Romo Mark berada di palung laut. Dia tiba di lokasi sekitar pukul 11.00 Wita.
Seperti disaksikan media ini, sebelum pencarian di lokasi palung laut, otoritas Ordo Carmel, para frater, keluarga berdoa bersama-sama meminta pertolongan Tuhan. Usai doa, Tim Basarnas bersama anggota Lanal Maumere dan Polair Maumere langsung menyisir di sekitar palung laut. Sementara itu air laut mulai beranjak pasang, dan hujan mulai turun.
Perempuan yang memiliki kemampuan indera keenam tersebut ikut melakukan pencarian. Kurang lebih 15 menit mereka mengitari palung laut. Beberapa personil sempat menyelam tanpa dilengkapi tabung oksigen. Akibat kurangnya fasilitas pendukung, sehingga pencarian tidak maksimal.
Pada pencarian hari kedua ini cukup banyak warga masyarakat yang memadati pesisir Pantai Wairi’i. Banyak juga keluarga korban yang datang dari Ende untuk menyaksikan langsung prosespencarian.
Ibu korban sendiri tiba di lokasi sekitar pukul 12.43 Wita. Sebelumnya kakak perempuan korban yang selama ini tinggal di Waingapu sudah lebih dulu berada di lokasi sejak pagi hari. Dia datang bersama calon suaminya.
Sampai pukul 14.30 Wita pencarian terhadap jasad korban masih belum berhasil. Selain fasilitas pendukung yang kurang memadai, masalah cuaca juga menjadi kendala terbesar. Hujan sejak siang tidak henti, cukup mengganggu proses pencarian pastor muda ini. (vic)