Jembatan Aimere-Inerie Putus, Korban Butuh Bantuan, Bupati Datangi Lokasi

0
1607
NTTSATU.COM — INERIE – Setelah mendapat laporan banjir bandang, Bupati Ngada, Andreas Paru turun dan memantau langsung kondisi bencana alam banjir bandang yang menerjang Kampung Malapedho, Desa Inerie, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Jumat (3/9) malam. Jembatan utama Aimere-Inerie pun putus.

 

Hal itu disampaikan oleh Wakil Bupati Ngada, Raymundus Bena kepada wartawan Sabtu 4 September 2021, seperti dikutip dari laman pos-kupang.com.

Dia mengatakan, setelah mendapatkan informasi dari warga terkait dengan bencana banjir bandang, dirinya langsung berkoordinasi dengan pihak BPBD, TNI, dan Polri untuk memberikan bantuan.

Selain memberikan bantuan, pihaknya juga mengerahkan alat berat untuk memudahkan proses pencarian terhadap korban yang hilang usai banjir bandang. “Mereka sudah turun ke lapangan, dan melakukan pencarian terhadap para korban,” ujarnya.

Raymundus mengatakan, Bupati Ngada Andreas Paru meninjau langsung lokasi bencana di Kampung Malapedho dengan membawa alat berat.

“Bupati pagi ini juga langsung meninjau lokasi kejadian untuk melihat kondisi warga di lokasi dan memberikan bantuan kepada para korban,” ungkapnya.

Dia menambahkan, pemerintah daerah pasti akan memperhatikan kondisi korban bencana alam tersebut dengan memberikan bantuan kepada mereka.

Diberitakan sebelumnya, Kampung Malapedho, Desa Inerie, Kecamatan Jerebuu, diterjang banjir bandang pada Jumat 3 September 2021 malam. Banjir bandang tersebut disebabkan oleh hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Jerebuu dan sekitarnya pada hari, Jumat 3 September 2031 sore hingga malam hari sekira pukul 10:00 Wita.

Akibat dari bencana tersebut, sebanyak lima rumah warga tertimbun lumpur. Banjir yang mengalir di kali Waesugi tersebut menyebabkan tiga dapur dan dua rumah induk rusak berat.

Selain kerugian material, banjir bandang yang mengalir dari kaki Gunung Inerie tersebut juga menelan korban jiwa.

Satu orang bocah perempuan berumur sekitar 4 tahun dilaporkan meninggal dunia. Bocah tersebut diketahui bernama Mikla Tuna. Selain seorang bocah yang sudah dipastikan meninggal dunia, masih ada pasangan suami istri yang sampai dengan saat ini belum ditemukan.

Pasangan suami istri tersebut yakni, Mikael Jeko (40) dan istrinya Maria Goreti Dhiu (38). Pasangan tersebut belum ditemukan sampai dengan saat ini.

Sementara itu, korban lainnya bernama Neymar Gaya berumur 7 tahun mengalami luka berat. Kakak kandung dari korban Milka Tuna mengalami patah kaki.

Butuh Bantuan

Sementara itu, laporan dari tim Golkar Ngada dari lokasi kejadian bahwa warga korban banjir bandang itu membutuhkan sembako, makanan instan, komfor, piring, sabun, pakaian sederhana, handuk, dll.

“Informasi dari bung Romi Juji daro lokasi kalau masyarakat korban banjir bandang ini membutuhkan sembako, makanan instan, komfor, piring, sabun, pakaian sederhana, handuk, dll,” kata Sekretaris Golkar Ngada, Stanislais Pari, ST, MT.

Dia juga melaporkan bahwa infrastruktur publik yang rusak akibat bandang itu, antara lain, jembatan penghubung antara Aimere-Inerie, putus. Selain itu, jaringan listrik putus, dan badan jalan sejauh 500 meter berlumpur dengan tinggi 0,5 meter. (pk/*/gan)

Komentar ANDA?