Hadir pula para pejabat struktural di lingkungan BPJN NTT, para Kasatker dan PPK di lingkungan BPJN NTT, serta para penyedia jasa. Turut mendampingi Pj. Wali Kota, Plt. Kepala Dinas PUPR, Maxi Dethan,ST, M.SI, Kepala Dinas Perhubungan Bernadinus Mere, AP, M.Si dan Kasat Pol PP, Rudy Abubakar, S.Sos, M.Si.
Pj. Wali Kota Kupang dalam sambutannya menyampaikan atas nama masyarakat dan pemerintah Kota Kupang mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PUPR melalui BPJN yang telah memungkinkan pembangunan jembatan kembar Liliba bisa terlaksana. “Doa masyarakat Kota Kupang sudah terjawab,” ujarnya.
Diakuinya kehadiran jembatan kembar bisa menyelesaikan persoalan mengurai kemacetan yang sering terjadi pada jam tertentu di daerah Liliba.
Dia memastikan Pemkot Kupang akan memberikan dukungan penuh agar proses pekerjaan bisa berjalan dengan baik dan selesai tepat waktu. Karena itu, dia membawa serta para pimpinan perangkat daerah terkait yang bisa memperlancar proses pekerjaan tersebut, antara lain Dinas PUPR untuk koordinasi terkait kesiapan teknis, Dinas Perhubungan untuk mengatur rekayasa lalu lintas, serta Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengamankan lokasi serta menegakkan Perda jika masih ada upaya menghambat pekerjaan jembatan kembar Liliba.
Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Cosmas D. Lana, mengatakan, pembangunan jalan jembatan pada dasarnya bertujuan untuk dua hal, yakni aksesibilitas dan mobilitas. Dia optimis dengan pembangunan jembatan kembar Liliba ini perkembangan ekonomi, sosial dan budaya di Kota Kupang akan bertumbuh serta membawa dampak yang luar biasa. Untuk itu dia berharap pekerjaan ini bisa berjalan dengan baik dan benar.
Sekda NTT juga menuturkan pengalamannya pada tahun 1993 saat diminta menjadi pagar betis untuk menyambut Wakil Presiden RI, Tri Sustrisno yang datang untuk meresmikan Jembatan Liliba pertama. Tahun ini, 30 tahun sesudah jembatan pertama dibangun akan dimulai pembangunan duplikat jembatan Liliba atau yang lebih dikenal sebagai jembatan kembar Liliba.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah X NTT, Agustinus Junianto, ST, MT. mengakui pembangunan duplikat jembatan Liliba merupakan buah perjuangan panjang selama kurang lebih 12 tahun. Sejak tahun 2012, berkali-kali diusulkan namun dipending, karena berbagai persoalan, seperti pembebasan lahan yang belum tuntas, keterbatasan anggaran maupun berkas administrasi yang belum lengkap dan memenuhi syarat. Namun pihaknya terus berjuang karena ini merupakan kebutuhan masyarakat NTT pada umumnya dan Kota Kupang pada khususnya, hingga pada hari ini bisa terlaksana penandatanganan kontrak.
Kontrak kerja senilai Rp 72.413.655.000 (tujuh puluh dua miliar empat ratus tiga belas juta enam ratus lima puluh lima ribu rupiah) ini sifatnya multiyears, dengan masa pelaksanaan 360 hari kalender hingga September 2024. Namun dia berharap pekerjaan ini bisa selesai lebih awal, sehingga pada upacara 17 Agustus 2024, warga Kota Kupang bisa menikmati jembatan baru. Karena dana diperoleh dengan susah payah, dia berharap para penyedia jasa untuk bekerja dengan baik agar menghasilkan yang terbaik bagi masyarakat.
Dia juga minta dukungan Pemkot Kupang terutama dalam melakukan koordinasi terkait kabel PLN, telepon serta provider internet dan pipa PDAM yang melintas di jembatan Liliba, juga bila masih ada kendala soal lahan yang belum tuntas. “Kita berharap seluruh proses pekerjaan bisa berjalan dengan baik dan lancar,” katanya. (*/nttsatu)