KUPANG. NTTsatu.com – Semua elemen masyarakat di NTT khususnya di Flores Timur (Flotim) harus mendukung upaya pemerintah provinsi NTT untuk membangun jembatan Pancasila Palmerah di daerah itu.
Pengamat Politik dan Hukum asal Adonara, Kabupaten Flotim, Dr. Chris Boro Tokan, SH, MH menegaskan hal itu ketika dihubungi NTTsatu.com, Sabtu, 26 Maret 2016. Dia dihubungi terkait rencana pembangunan besar itu dan reaksi penolakan sejumlah masyarakat Flotim.
“Ini kesempatan baik untuk membangun jembatan Pancasila Palmerah, dan itu juga sejalan dengan kebutuhan masyarakat, apalagi investor juga sudah siap membangunnya. Lalu kenapa mesti ditolak rencana besar itu. Saya perlu katakan, kesempatan baik ini biasanya tidak akan terulang lagi jika ditolak,” kata Boro Tokan.
Menurut Chris, beberapa pihak menolak rencana tesebut hanya dengan alas an berbagai infrastruktur di daerah itu belum dibangun jadi sebaiknya dana itu untuk pembenahan infrastruktur disana.
Menurut Chris, alasan itu sama sekali tidak masuk akal karena pembangunan infrastruktur itu mempunyai sumber dana tersendiri bukan dari APBN apalagi dari investor luar negeri.
“Harus pahami dulu dengan baik sehingga penolakan itu bisa diterima dengan akal sehat. Adan porsi daerah untuk membangun jalan raya misalnya, tetapi proyek raksasa ini kan sudah mendapat tanggapan dari investor di Belanda dan Jepang, jadi semua pihak harus menerima dan mendukungnya sehingga rencana itu bisa berjalan dengan baik,” tegasnya.
Chris juga mengatakan, selain pembangunan jembatan Pancasila Palmerah itu, juga akan dibangun listri dengan memanfaatkan arus selat Gonazalu yang terkenal deras itu. Jika itu terlaksana maka selain menikmati jembatan, masyarakat juga menikmati listrik dari arus Gonzalu tersebut.
Senada dengan Chris Boro Tokan, Nicolaus Pira Bunga, dosen Faklutas Hukum Undana Kupang yang juga berasal dari Adonara mengatakan, peluang emas itu harus disambut dengan gembira karena tidak bakal terulang lagi.
“Saya harapkan seluruh masyarakat Flotim khususnya harus bisa mendukung rencana pemerintah provinsi NTT ini. Ada dua keuntungan besar yang akan dinikmati masyarakat setempat yakni jembatan dan listrik. Orang kita mengeluh listrik, mungkin ini kesempatan untuk menolong jeritan rakyat itu,” kata Pira Bunga.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas PU Provinsi NTT, Andre Koreh mengataka, rencana pembangunan jembatan Pancasila – Palmerah itu harus dilakukan karena ada empat hal penting yang sudah sangat mendukung.
Empat hal penting itu adalah pertama: kebutuhan akan energi listri dimana listrik saat ini selalu dikeluhkan masyarakat karena pemadaman yang tida beraturan. Kedua: ada potensi yang baik seperti perikanan, pariwisata, pertanian dan energy listrik arus selat Gonzalu.
Ketiga: teknologi, dimana Belanda memiliki teknologi sangat canggih dalam pembangunan jembatan dan pembangunan turbin di permukaan laut untuk memanfaatkan arus sebagai tenaga listrik, dan keempat: ada investor yang siap mendanai pembangunan di sana.
“Ampat hal itu sudah ada dan sudah dipresentasikan di Belanda dan mereka memberikan respons positif. Lalu kenapa harus ditolak?, kita mesti memberikan dukungan agar rencana ini bisa direalisasikan,” tandas Andre Koreh.
Dikatakannya, hasil pertemuan di Belanda kemudian dirilis secara lengkap oleh Kedutaan Besar RI Den Haag Kerajaan Belanda yang ditandatangani oleh Kepala Perwakilan RI, I. Gusti A. Webaka Puja dan dikirim kepada berbagai pihak baik di Belanda maupun di Indonesia.
“Kalau semua sudah menyatakan siap, kenapa harus ditolak. Semua elemen masyarakat di NTT terutama I Flotim harus mendukung rencana ini,” tegas Koreh. (bp)
======
Foto: Dr. Chris Boro Tokan, SH. MH