Jokowi Minta, Jangan Pertentangkan Islam dan Keindonesiaan

0
735
Foto: Presiden Joko Widodo

NTTsatu.com – Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh ulama dan tokoh agama untuk bersama-sama menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Keindonesiaan yang memiliki suku, agama dan ras yang beragam, lanjut Jokowi, bukan lah menjadi alasan untuk memecah belah bangsa.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat mengundang tiga organisasi Islam yakni Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah, dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ke Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

“Kami berharap bahwa ulama juga berani mengambil sikap tegas bahwa antara Islam dan keIndonesiaan bukan harus dipertentangkan, tetapi marilah kita bersama-sama kita jaga, kita pelihara, kita perjuangan keIndonesiaan kita,” kata Jokowi.

Jokowi lalu berbagi pengalamannya sebagai Kepala Negara dalam berhubungan dengan negara lain yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam.

Menurut Jokowi, banyak kepala negara lain menyampaikan sangat menghargai kerukunan antar umat beragama yang terjadi di Indonesia.

Jokowi meminta para ulama dan tokoh Islam memberikan pesan yang sejuk sehingga kerukunan yang selama ini terjalin bisa tetap terjaga.

“Kita percaya para ulama merupakan penerus nabi dan tugasnya membawa kabar yang baik, menjaga umat, memberikan peringatan, memberikan tuntunan pada umat dan kita semuanya,” kata Jokowi.

Jokowi berterima kasih atas kedatangan para tokoh dari tiga organisasi.

Biasanya, kata Jokowi, dia selalu sowan mendatangi satu persatu pondok-pondok pesantren para ulama. Tapi kali ini ia ingin mengundang ulama untuk ke istana. Jokowi tidak menjelaskan peristiwa khusus yang membuatnya mengumpulkan organisasi Islam di Istana.

 

MUI Larang Demo 4 November Anarkis

Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak melarang umat muslim untuk menyatakan pendapat di tempat umum. Tetapi MUI menegaskan, tindakan anarkis tak diperbolehkan.

“Kalau memang nanti ada demonstrasi misalnya supaya ikut peraturan, supaya santun, supaya tidak anarkis, kemudian tidak terprovokasi, tidak merusak,” kata KH Maruf sebelum pertemuan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (1/11/2016).

MUI tak melarang demonstrasi karena tak ada aturan yang tidak perbolehkan itu. MUI juga menegaskan, pihaknya tak memiliki massa untuk demonstrasi pada Jumat, 4 November 2016.

“MUI tak punya massa, yang punya massa itu ormas jadi saya kira begitu,” kata Maruf.

Maruf juga memberi batasan-batasan saat melakukan demonstrasi nanti sehingga demonstrasi berlangsung damai.

“Tidak merusak, tidak menghina, tidak mencela, kalau sampaikan aspirasi ya boleh-boleh saja,” pungkas Maruf. (kompas.com/detik.com/bp)

 

Komentar ANDA?