NTTSATU.COM — KUBA — “Saya menghasilkan buku untuk ikut berpartisipasi memberi makan orang di Kuba”, demikian jawab Pater Amans Laka yang saat ini ke Kuba dalam sebuah wawancara via VC. Buku dengan judul: JALAN SAMBIL BERJALAN, Narasi Hidup dan Karya P. Amans Laka, SVD ini selanjutnya akan disebarkan ke publik pada akhir Maret 2022.
Alasan yang dikemukanan Pastor kelahiran Kefa 14 Mei 1967 ini bukan sekadar retorika. Inilah yang menjadi pekerjaan dari pastor yang tiba di Kuba pada 30 Desember 2019. Sebagai pastor, ia tentu tidak memiliki privilese seperti banyak pastor di negara Katolik yang justru mendapatkan kemudahan. Di Kuba meski ada aura keterbukaan, tetapi dalam hal makan dan minum masih memiliki pembatatan.
“Kalau kita bleli roti dan coca-cola, maka ada pembatasan. Seorang hanya bisa membeli 2 buah dan tidak lebih. Dilarang untuk membeli melampaui kebutuhan”, demikian jawabanya.
Di Paroki tempat Pastor Amans bekerja sekarang yaitu Parroquia Santa Lucia / Gertrudis y Segunda la Vibora di Habana, Pater Amas bekerja bersama relawan lainnya memasak untuk memberi makan kepada hampir 100 orang. “Makanan kami masak dan bawa di 2 rantang kecil dan kami sebarkan secara sembunyi-sembunyi karena hal itu dilarang. Kita berahadapan dengan tuntutan orang yang lapar dan karena itu kami secara berani mengantar makanan itu kepada mereka”, demikian jawabanya.
Selain itu, seminggu 2 kali. Pater Amans juga melakukan pastoral dengan para alkoholik. “Di Kuba, akibat begitu lamanya komunisme maka banyak orang yang menjadi depresi berat. Mereka lalu coba melupakan masalah sosial dengan minum alkohol. Saya ikut dalam pastoral ini untuk menyadarkan mereka bahwa masih ada harapan untuk mereka”, demikian ungkapnya.
Menulis Kisah Hidup
Terkait buku: JALAN SAMBIL BERJALAN, yang terbit di Penerbit Kanisius Jogyakarta akhir Maret 2022, Pater Amans, merupakan kisah yang sedikit banyaknya berbicara tentang perjalanan hidup imamatnya selama 25 tahun.
“Saya banyak berdiskusi dengan penulis produktif Robert Bala yang mengiktui kisah hidup saya. Kisah itu menurut Robert yang dalam 3 tahun terrakhir telah menghasilkan 10 buku, sangat inspiratif”, demikian ungkapnya.
Buku yang terbit ini sesungguhnya bukan berkisah tentang biografi yang menceritakan tentang seorang pribadi tetapi mengangkat pengalaman-pengalaman kecil yang kemudian direfleksikan sebagai titik tolak. ‘Kecermatan penulis mengolah kata dan merefleksikan kisah dalam konteksnya sanagt menarik membuat saya sendiri pun akhirnya disadari bahwa memang pengalaman kecil itulah yang sangat bermakna dalam hidup saya dan berpengaruh terhadap kisah hidup saya”, demikian ungkap Pastor yang setelah lima tahun bekerja di Puerto Esperanza, pemda setempat menganugeahkan Namanya sebagia nama sebuah jalan raya sepanjang 4 km.
Yang menarik dari buku ini, menurut Pater Amans, penulis tidak berkisah tentang peristiwa tetap mengajak pembaca mengetahui konteksnya. Contoh saja tentang diplomasi singkong yang ia laksanakan dengan dubes Ri di Argentina, Nurmala Kartini Sjahrir (2010-2014). Terhadap hal ini, penulis menempatkan ‘singkong’ sebagai produk unggulan di daerah Misiones. Dari sana diangkat manfaat singkong sebabai makanan ‘elit’ (orang kaya) dan ‘alit’ (orang sederhana). Atau berbicara tentang Puerto Esperanza, penulis mengantar pembaca untuk mengetakui kondisi gegorafis yang menjadi latar belakang untuk memahami bahwa pastoral keluarga pertanian melalui Sekolah Pertanian menjadi sebuah keharusan.
Pada sisi lain, prolog dari P. Paul Budi Kleden, SVD, superior general SVD, menjadi sangat menarik. Dalam refleksinya disebutkan bahwa karya besar yang dilaksanakan oleh seorang misionaris itu menjadi sangat mungkin kalau setiap misionaris selalu menyatu dengan Sabda Tuhan. Karena itu karya Pastor Amans mendirikan 4 sekolah Republik Indonesia, 2 Sekolah Keluarga Pertanian berasrama menjadi mungkin karena Pater Amans selalu besandar pada Sabda Tuhan.
Terkait detail buku yang diterbitkan di Penerbit Kanisius Jogyakarta meski diterbitkan 600 ex tetapi dalam waktu singkat banyak orang telah menyatakan kesediaan untuk preorder. Ada yang bahkan memesan 10 sampai 25 ex karena mengetahui bahwa hasil penjualan buku ini akan digunakan oleh Pater Amans untuk turut membantu mendukung pastoral memberi makan orang di Kuba. Ibu Emmy, seorang anggota Soverdiana di Paroki Bekasi mengungkapkan bahwa repon awal, ia memesan 10 ex. Ia yakin bahwa buku akan dipesan lebih dari jumlah itu apalagi orang mengetahui tujuan dari buku ini.
Diluncurkan di Kupang
Buku ‘JALAN SAMBIL BERJALAN’ akan diluncurkan di Kupang pada akhir April atau awal Mei. Peluncuran ini menurut Robert Bala, rencananya akan diselenggarakan di UNWIRA Kupang.
Untuk kegiatan peluncuran, Team Paguyuban Soverdi Timor di bawah Bpk Isidoro Lalijawa tengah bekerja keras untuk menyiapkan event ini. Saat ini, telah dilakukan pemesanan buku Preorder dengan harga Rp 100.000 yang ditangani langsung oleh pak Iso.
Acara itu akan menjadi menarik karena baik pihak gereja maupun pemerintah akan diundang. “Pater Amans telah menjadi aset bangsa Indonesia. Kegigilan membangun 4 sekolah Republik Indonesia dan 2 sekolah pertanian merupakan diplomasi paling tepat yang bisa dilakukan sebuah negara dalam memperkenalkan negaranya”, demikian tutur Robert Bala.
Robert juga merencanakan akan menyampaikan undangan ke Kementerian Luar Negeri untuk bisa mendukung kegiatan peluncuran buku ini. (Soverdiana).