Kader Hanura Ribut di Bandara El Tari Kupang

0
478

KUPANG. NTTsatu.com – Keributan terjadi di Bandara El Tari Kupang, Minggu, 27 September 2015. Kader dan Pengurus Partai Hanura “menyandera” Sutrisno utusan DPP Partai Hanura untuk kembali menutup Musda Partai Hanura NTT, karena utusan DPP itu hendak kembali ke Jakarta dan tidak mau menutup Musda Hanura.

Keributan di Bandara itu disinyalir dipicu oleh kata-kata tidak sopan yang diduga dilontarkan Paul Liyanto anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal NTT kepada kader Hanura di Bandara El Tari Kupang terutama kepada Jimmy Sianto.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, Paul Liyanto diminta DPP Hanura untuk bertarung menjadi ketua DPD Partai Hanura melawan Ketua Jimmy Sianto. Dari hasil pemilihan dalam forum Musda itu, Jimmy Sianto menggunguli Paul dengan mengantongi 20 suara sementara Paul hanya mendapatkan dua suara.

“Hasil inilah yang membuat utusan DPP tidak ingin menutup Musda dan mengumumkan hasil pemilihan Ketua DPD Hanura NTT periode 2015-2020 yang dimenangkan Jimmy Sianto tersebut. Paul Liyanto juga mengeluarkan kata-kata tidak santun kepada Jimmy Sianto ketika di Bandara El Tari Kupang,” kata seorang kader Hanura NTT yang enggan menyebutkan namannya.

Keributan itu juga terjadi ketika Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan rombongan tiba di Bandara El Tari setelah melakukan perjalanan ke Manokwari, Papua Barat. Gubernur akhirnya mendengarkan keterangan dari Jimmy Sianto dan Paul Liyanto secara terpisah dan meminta mereka untuk menyelesaikannya secara baik.

Jimmy Sianto yang ditanyai di Banadara menjelaskan, hasil Musda antara lain pemilihan Ketua DPD Hanura NTT, dia mengantongi 20 suara, sementara Paul Liyanto hanya mengantongi 2 suara.

Jimmy mengakui, tidak mengetahui pasti dari mana Paul Liyanto mendapat restu untuk bertarung dalam pemilihan itu. Kemungkinan besar dia diminta oleh DPP, namun Kader Hanura di seluruh NTT tahu siapa yang paling berkeringat membesarkan Hanura di daerah ini.

“Pemilihan sudah selesai dan saya terpilih sebagai ketua. Namun Musda tidak ditutup dengan pelantikan pengurus DPD karena utusan DPP langsung kembali ke Jakarta. Kami minta agar utusan DPP tidak boleh kembali ke Jakarta tetapi kembali ke forum Musda untuk menutup Musda ini,” katanya.

Paul Liyanto mengatakan, dia diminta oleh DPP Hanura untuk maju menjadi ketua DPD Hanura NTT. Karena itu dia datang untuk mengikuti Musda, ternyata hasilnya dia hanya mendapatkan dua suara dari 22 DPD Hanura Kabupaten/Kota se-NTT yang memiliki hak suara..

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya mengatakan, masalah ini hendaknya diselesaikan secara baik oleh kader Hanura sendiri. Musda itu sebagai sebuah forum untuk memilih ketua, karena itu semua harus bisa mengakui kemenangan dan kekalahan. (bp)

=====

Foto: Jimmy Sianto dikelilingi Kader Hanura di Bandara El Tari Kupang, Minggu (27/9/2015)

Komentar ANDA?