Foto: Kades Hadakewa, Klemens Kewaaman didampingi Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan bupati Lembata Yentje Sunur
Target ini ternyata tidak muluk-muluk. Sebab Klemens melakukan penyertaan modal kepada Bumdes senilai Rp500 juta per tahun. Ia merinci Rp400 juta dana yang diterima dari kabupaten sebagai penyertaan model sebagai desa tematik, ditambah Rp100 juta dana desa yang dialokasikan untuk Bumdes yang mengelola ikan teri Hadakewa dari hulu hingga hilir.
“Menurut saya, mengukur derajad kesejahteraan rakyat di desa itu sederhana saja. Rakyat tidak boleh bingung. Hari ini makan apa, bagaimana caranya mendapatkan uang, berapa banyak uang yang bias untuk memenuhi kebutuhannya. Kalau sudah kebingungan, saya pastikan rakyat saya belum sejahtera. Dan saat ini saya dapat memastikan sebagian besar rakyat saya sudah memiliki pegangan hidup,” terang Klemens.
Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur menegaskan, Pemkab Lembata, NTT terus mendorong agar pemerintah desa semakin kreatif dan fokus memanfaatkan dana desa guna meningkatkan derajad kesejahteraan masyarakat Desa. Salah satu cara adalah menetapkan 6 Desa di Lembata sebagai Desa Tematik.
Penetapan Desa Tematik itu disusul dengan penyertaan modal bagi pengembangan usaha ekonomi produktif, 200 juta per tahun. Selain itu, Pemkab Lembata pun menggelar Bursa Inovasi Desa guna menumbuhkan usaha ekonomi kreatif di desa. Kondisi ini didukung kebijakan dana desa yang meningkatkan porsi anggaran, untuk rakyat yakni 30% untuk fisik dan 70% untuk pemberdayaan. (*/bp) .