BORONG.NTTSatu.com – Kampung tua Ninge yang merupakan salah satu kampung diterjang Tsunami pada abad 18, letaknya persis di teluk Ninge di Dampek Desa Satar Padut Kecamatan Lamba Leda Kabupaten Manggarai Timur pernah dikunjungi ratusan kapal asing pada bulan Mei 2012.
Teluk Ninge merupakan obyek wisata sejarah bagi suku Ninge di Kabupaten Matim dan obyek wisata alam bawah laut yang memikat wisatawan Manca negara.
Hal ini disampaikan Vinsen Sardono Tokoh Adat Kampung Weleng Desa Nampar Tabang Kecamatan Lamba Leda keturunan Suku Ninge kepada NTTsatu.com di Waleng,Selasa (27/9).
Dikatakanya pada bulan Mei 2012 saat air laut surut, wisatawan asing dengan ratusan kapal mengunjungi kampung tua Ninge dengan melakukan diving dan snorkling. Mereka menemukan Compang (altar Kampung), puing-puing rumah adat dan rumah warga yang masih sisa. Nampak terlihat unik pada saat air laut surut.
“Bulan Mei 2013 lalu, ratusan kapal asing menuju kampung itu. Mereka tertarik dengan Compang dan puing-puing rumah yang tersisa apalagi disaat bulan mei air laut lagi surut sehingga kampung tua tampak dengan jelas dan indah,” katanya.
Akses jalan ke teluk Ninge cukup bagus sehingga tidak menyulitkan para pengujung lokal maupun wisatawan asing yang mau kesana. “Dari Borong ibu kota Matim dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat kurang lebih jam 2,5 Jam dan jika lewat Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai dengan lama tempuh 2 jam dengan kondisi jalan yang baik juga,” ujarnya.
Dia mengatakan sejak kampung tua Ninge diterjang tsunami pada abad 18 lalu, warga Ninge menyebar di beberapa kampung yang ada di Matim dan Manggarai. Salah satunya adalah kampung Laci dan Weleng kecamatan Lamba Leda Matim.
Dia berharap teluk Ninge yang meninggalkan sejarah bagi mereka dapat diperhatikan Pemda sebagai obyek wisata sejarah dan Wisata alam bawah laut sehingga sejarah teluk Ninge diketahui sukunya serta diwariskan bagi ribuan generasi penerus suku Ninge baik yang hidup di Matim dan Manggarai. (mus)