Oleh: Rm Ambros Ladjar, Pr
Hari Jumad Agung, 15 April 2022
Bac. Yesaya 52: 13 – 53: 12 dan Ibrani 4: 14 – 16, 5: 7-9 dan Injil Yoh 18: 1 – 19: 42.
Sering kita membusungkan dada karena rasa diri hebat tapi semuanya itu tak abadi. Banyak peristiwa kematian tragis di sekitar kita. Ada yang terjadi secara dadakan, mengejutkan dan mengguncangkan batin keluarga. Rabu kemarin, tgl 13 April 2022 terjadi musibah di pegunungan Arfak,Papua Barat. Karena ingin merayakan Paska di kota bersama keluarga akhirnya selesai riwayat hidup mereka. Karena truk yang ditumpangi 18 pekerja tambang asal NTT itu remnya blong dan masuk jurang. Mereka semua yang mengadu nasib itu Kebanyakan dari Belu dan Malaka. Selebihnya dari Sikka, TTS dan Amarasi. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Dengan kata lain hidup adalah misteri.
Di saat berhadapan dengan kematian orang yang dikasihi maka ada duka yang dalam dan kegelisahan yang kuat. Situasi serupa memang tak bisa dielakkan. Kesadaran akan kepastian itu membawa orang kepada kegelisahan eksistensial ketika semua kita masih berada di dunia. Apapun yang terjadi apakah derita atau kematian tetap menjadi suatu momok yang menakutkan. Sebab orang sudah terbiasa melihatnya sebagai sebuah kehancuran, malapetaka, nasib sial bahkan kutukan Tuhan.
Yesus membalikan cara pikir kita tersebut lewat ajaran dan karya nyata-Nya. Utamanya melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Dari kisah sengsara narasi Yohanes yang kita ikuti tadi, menunjukan bahwa Yesus sejatinya adalah sosok orang yang teguh dan berani. DIA menghadapi penderitaan dan kematian sebagai pilihan paling sulit. Kisah sengsara Tuhan tidak saja menggugat perasaan sentimentil kita dengan rasa iba, sedih dan sesal, tapi juga mengajak kita untuk belajar dari teladan ketaatan Yesus. Kita perlu memahami dan menghadapi derita dan kematian Yesus Kristus di Salib.
Yesus menunjukan kepada kita suatu keteguhan sikap yang kuat. DIA yakin bahwa Salib bukan akhir segalanya tapi jalan awal menuju kebangkitan. Yesus yakin Allah Bapa-Nya tak meninggalkan DIA biarpun semua orang tolak. Para sahabat dekat-Nya lari tercerai berai meninggalkan DIA, tapi di situlah Yesus menghayati peristiwa Salib sebagai sebuah momentum kemuliaan. Ketika kita peringati kematian Tuhan Yesus, kita belajar kebenaran dari Sang Guru kita. DIA dihukum bukan karena kelalaian dan kebodohan-Nya, melainkan karena cinta-Nya kepada kita manusia yang berdosa. Inilah nilai-nilai unggul Salib Kristus yang menghidupi semangat kita.
🔥 Penderitaan Kristus merupakan contoh totalitas ketaatan-Nya dalam karya keselamatan. Bagi kita penderitaan dan sengsara bukanlah bagian yang harus dijauhkan dan dihindari, melainkan tantangan yang harus dihadapi dan diatasi. Kita gugat identitas diri kita: bagaimana ketaatan dan pengorbanan kita sendiri dalam segala tugas ?
🔥 Kemuliaan, kejayaan hidup hanya dapat diraih melalui susah payah, lewat jalan penderitaan. Tak ada jalan yang mudah. Lewat kesulitan dan tantangan, jatuh bangun berulang kali barulah orang sukses. Injil mengibaratkan dengan biji gandum. Harus jatuh ke tanah dulu dan mati baru bisa menghasilkan banyak buah. Tak bisa orang harap gampang melainkan lewat kerja keras, kerja cerdas, kerja fokus dan kerja tuntas.
🔥 Salah dan dosa selalu mengakibatkan penderitaan. Walaupun penderitaan bukanlah hukuman atas dosa sejak manusia pertama Adam dan Hawa, melainkan panggilan untuk terlibat. Di saat itu manusia tak mampu, rasa diri kecil dan tak berarti bahkan ada yang sampai alami depresi, gangguan jiwa. Biarpun demikian tetapi dalam Tuhan orang sanggup memandang deritanya.
Penderitaan, sengsara dan kematian Tuhan Yesus Kristus yang kita kenangkan hari ini mengajak kita belajar daripada-Nya. Kita mempersembahkan dan mengorbankan seluruh hidup demi keselamatan sesama, lingkungan alam dan dunia. Yesus justru menantang kita apakah kita berani berkorban dan menderita demi kebaikan orang lain? Kadang usaha dan perjuangan kita amat radikal tapi sayang kalau cuma sebatas kepentingan keluarga, sahabat, rekan kerja. Sementara kepentingan dan hak hidup orang banyak kita abaikan. Inikah yang namanya korban dan derita, kita mencontohi Kristus Sang Guru kita?
Salam sehat di Hari Jumad Agung, kita kenangkan Sengsara dan Kematian Tuhan Yesus buat semuanya. *Tetap taat menjalankan Prokes*. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga kita masing-masing dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin 🙏🙏🙏🌹✝️🌹🎁🛍️🍇🌽🔥🤝🤝🇮🇩🇮🇩
Pastor Paroki Katedral Kupang