Kemandirian Pangan Harus Didukung dengan Bendungan

0
648

KUPANG. NTTsatu.com –Kondisi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan iklim yang ditandai dengan curah hujan yang rendah, dimana hujan maksimal hanya sekitar 3 bulan, mengakibatkan daerah ini sering mengalami kekurangan air. Karena itu pembangunan bendungan di daerah ini merupakan sebuah langkah yang tepat untuk dapat mendayagunakan sumber daya air demi mendukung kemandiraian pangan.

Hal ini diungkapkan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Drs. Frans Lebu Raya, dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT, Andrew Kore ketika membuka Seminar Nasional Bendungan Besar 2015, dengan tema: Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan Dalam Rangka Kedaulatan Air Untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Energi bertempat di Hotel Aston, Kamis, (28/5).

Selanjutnya dalam sambutan itu dikatakan bahwa pengelolaan sumber daya air tidak hanya untuk mendukung kemandirian pangan, namun juga dapat dikembangkan untuk menjadi objek pariwisata yang menarik. Pengelolaan bendungan yang baik dapat menjadi objek yang memiliki daya pikat tersendiri.

Bendungan Tilong, bendungan Sutami, bendungan Kambaniru dapat dikelolah secara baik untuk kepentingan pariwisata. Bendungan Raknamo yang sedang dibangun diharapkan dapat menjadi salah satu objek pariwisata di daerah ini.

Bagi Gubernur, Peletakan batu pertama Pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang oleh Presiden RI pada Desember 2014 yang lalu, tidak sekedar menjadi kebanggaan tetapi juga menjadi tantangan tersendiri untuk mengelolah secara baik yakni konservasi sumber daya air dan pendayagunaan sumber daya air.

Beberapa hal yang Gubernur sampaikan sebagai bahan pemikiran dalam seminar nasional yakni adanya ketidakseimbangan antara pasokan air dan kebutuhan dalam perspektif ruang dan waktu, menurunnya kemampuan penyediaan air dan kurang optimalnya tingkat layanan irigasi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dr,Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc. dalam sambutanya yang dibacakan oleh Direktur Jenderal SDA Kementrian PU-PR, Ir Mudjiadi, M.Sc. mengatakan bahwa tingginya potensi sumber daya air di indonesia yakni kurang lebih 3.900 miliar kubik setiap tahunnya. Hal ini merupakan anugerah tersendiri bagi bangsa indonesia. Pembangunan dan pengelolaan bendungan dapat mendukung terwujudnya kedaulatan air yang akan mendukung ketahanan pangan bagi bangsa indonesia.

“Dalam lima tahun kedepan, pemerintah rencananya akan membangun 49 bendungan untuk mempercepat terwujudnya infrastruktur air yang akan mendukung terwujudnya proses kedaulatan pangan”, lanjut Mudjiadi.

Selain itu Ketua panitia, Ir. Imam Santoso mengatakan bahwa Seminar Nasional Bendungan Besar diselenggarakan dengan harapan menjadi pertemuan rutin antara sesama anggota Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB), disisi lain diharapkan para Anggota Biasa maupun Anggota Badan atau para pemilik/pengelolah bendungan, kontraktor, konsultan, dan para profesional yang berkecimpung dan menekuni bidang Bendungan, dapat mengalihkan perkembangan ilmu teknologi Bendungan kepada anggota KNI-BB lainnya.

Rombongan dipimpin oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementrian PU dan Perumahan Rakyat, Ir. Mudjiadi melakukan peninjauan ke bendungan raknamo yang sedang dibangun saat ini

Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementrian PU dan Perumahan Rakyat, Ir. Mudjiadi, Msc, Ketua Umum Komite Eksekutif KNI-BB Nasional, Ir Hari Suprayogi, M.Eng, Ketua Panitia, Ir. Imam Santoso,MSc, Pejabat Kementrian/ Lembaga Non Kementrian, Para Ketua Kehormatan, Anggota Kehormatan, Wakil Walikota, Hermanus Man, para panitia, Anggota KNI-BB dan peserta seminar. (ayu)

Komentar ANDA?